[KATEDRAL] Setelah kurang lebih 20 tahun, pertunjukan tablo kisah sengsara Yesus akhirnya kembali hadir di Paroki BMV Katedral Bogor. Drama dilaksanakan pada pagi Jumat Agung (7/4). Dan meski matahari menyengat dan terik, semangat ratusan umat nampak konstan untuk mengikuti prosesi, mulai dari awal hingga selesai. Hadirnya kembali tablo kisah sengsara ini
Tag: Jumat Agung
Monsinyur Paskalis: Saya Ada Saat Kamu Menderita
[KATEDRAL] Yesus memberikan contoh konkret menjadi sahabat seperjalanan yang sejati. Dia mengajarkan kepada umat Katolik untuk hadir disaat orang lain menderita. Demikian refleksi dari Uskup Bogor Monsinyur Paskalis saat ibadah Jumat Agung (7/8). Keheningan menyelimuti Gereja BMV Katedral Bogor pada Ibadat Jumat Agung. Lantunan organ tidak terdengar sama sekali, membuat suasana
Jumat Agung, Mengenal Pribadi Yesus dari Kisah Sengsara-Nya
[KATEDRAL] Antusiasme umat kian meningkat dari satu perayaan ke perayaan lainnya, dapat terlihat area gereja yang sudah dipadati dari dua jam sebelum ibadat. Tingginya jumlah umat hingga 3.000 orang membuat panitia sempat kewalahan mengatur umat. Apalagi momentum ini sepertinya benar-benar dirindukan oleh seluruh umat. Semua ingin dapat tempat terbaik untuk
Jumat Agung, Mengikuti Yesus melalui Penderitaan
Ibadat Jumat Agung merupakan saat kita merenungkan dan memperingati misteri sengsara dan wafatnya Yesus di salib. Penyaliban Yesus adalah bukti cinta kasih Allah kepada manusia, Allah rela menyerahkan Anak-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Paroki BMV Katedral Bogor melaksanakan ibadat Jumat Agung sesi pertama pada pukul 15.00 WIB. Perayaan dipimpin oleh Uskup
Monsinyur Paskalis: Obati Luka Batin dan Bangkitlah dari Keterpurukan
Homili Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, dalam Ibadat Jumat Agung dan Misa Sabtu Suci sungguh down to earth, tidak mengawang-awang. Ia ingin kita bisa mengobati luka batin, dendam, egoisme, dan iri hati, masalah terbesar manusia masa kini. Lewat homili Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur dalam Ibadat Live Streaming
Ritual Gereja, COVID-19, dan Perayaan Paskah
Baru-baru ini, Indonesia dikejutkan dengan kabar 2 WNI yang terinfeksi virus corona (COVID-19). Hal ini tentu membuat banyak warga cemas bahkan panik berlebih. Beberapa saat setelah berita tersebut masuk ke jagat maya, harga masker pun melonjak dalam sekejap, orang-orang berbondong-bondong belanja untuk stok kebutuhan sehari-hari. Upaya-upaya pencegahan penyebaran virus corona telah dilakukan untuk mengurangi penyebarannya. Gereja pun
Jumat Agung, Sudahkah Meneladani-Nya?
[KATEDRAL] Hari ini, umat Katolik sedunia merayakan Jumat Agung, Jumat Suci, saat Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib sebagai puncak dari perutusan-Nya. Hari ini disebut Jumat Agung karena ketaatan dan kesetiaan Yesus pada Bapa-Nya sungguh merupakan perbuatan yang amat agung. Ia mengorbankan diri-Nya bagi penebusan dosa dan penyelamatan manusia.
Kisah Sang Penebus Dosa
[BONDONGAN] Dalam rangkaian tri hari suci, hari kedua adalah Jumat Agung, hari saat penyaliban Yesus. Pada hari itu biasanya akan dilakukan visualisasi jalan salib yang menceritakan kisah perjalanan penderitaan Yesus mulai dari penangkapan, peradilan sampai dengan perjalanan memikul salib ke Bukit Golgota hingga Yesus tergantung di kayu salib. Visualisasi jalan salib,
Pekan Suci, Napak Tilas Yesus Kristus
Ketika Prapaskah hampir berakhir, umat berfokus pada hari-hari terakhir Yesus sebelum menghadapi kematiannya pada Jumat Agung serta kebangkitannya pada Minggu Paskah. Proses penantian tersebut dikenal dengan Pekan Suci. Seluruh umat Katolik merenungkan dan bahkan menampilkan kembali penderitaan dan kematian Kristus. Minggu Palma diadakan untuk menghormati kembalinya Yesus ke Yerusalem. Umat membawa daun palma (yang telah
Surat Gembala: Kita Katolik Kita Indonesia, Membangun Hidup Kristiani yang Berkualitas
Saudara-saudariku, umat Keuskupan Bogor terkasih, semoga damai Tuhan berlimpah dalam hatimu. Kita memasuki Masa Prapaskah dengan tanda abu dikenakan pada dahi atau kepala kita, sambil imam atau petugas berkata: “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Ingatlah, engkau ini abu dan akan kembali menjadi abu”. Seruan ini memenuhi perayaan-perayaan selama masa tobat