Anda di sini
Beranda > Seputar Paroki > Kisah Sang Penebus Dosa

Kisah Sang Penebus Dosa

Loading

[BONDONGAN] Dalam rangkaian tri hari suci, hari kedua adalah Jumat Agung, hari saat penyaliban Yesus. Pada hari itu biasanya akan dilakukan visualisasi jalan salib yang menceritakan kisah perjalanan penderitaan Yesus mulai dari penangkapan, peradilan sampai dengan perjalanan memikul salib ke Bukit Golgota hingga Yesus tergantung di kayu salib.

Visualisasi jalan salib, via dolorosa, perjalanan sengsara Yesus, bukan sekadar ingin mengenang dan memperingati peristiwa penyaliban Yesus, melainkan cara umat untuk turut serta merasakan penderitaan Yesus. Jalan penderitaan yang merupakan sebuah pilihan yang sadar, dijalani dengan kerelaan meski harus menanggung sakit, lapar, dan dahaga.

Tak sedikit mereka yang larut dalam ‘kontemplasi’ perjalanan sengsara Yesus meneteskan air mata, tatkala merenungkan peristiwa-peristiwa sengsara Yesus. Merasakan sakit dan derita ketika Yesus disesah oleh para serdadu, merasa perih sewaktu Yesus dimahkotai duri, merasa sakit ketika Yesus terjatuh dengan salib berat di pundakNya, dan menahan sakit tiada tara ketika tangan dan kaki dipaku di kayu salib, tulang kaki dibebat, dan lambung ditusuk dengan tombak.

Kisah Yesus sang penebus dosa ditampilkan oleh umat dari Stasi Santa Maria Fatima Bondongan Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari Keuskupan Bogor. Kisah ini disuguhkan dengan berbeda dari sebelumnya. Visualisasi ini dimainkan oleh komunitas Bina Iman Remaja (BIR) dan Bina iman Anak (BIA). Mereka mempersiapkan drama jalan salib lebih dari 3 Bulan lamanya. Hampir 2 jam jalan salib berlangsung di seputaran Kapel dan sekolah Mardi Waluya Bogor.

Prosesi Jalan Salib ini sungguh dirasakan khidmat dan sakral, sehingga banyak umat yang tersentuh hatinya. “Para pelaku drama ini sangat antusias dan menikmati semua prose. Tablo (visualisasi Jalan Salib, Red) adalah salah satu program penghayatan iman bagi BIR dan OMK. Mereka belajar meneladani sikap pantang menyerah dan pengorbanan Yesus,” tutur Lusia fifianita salah satu Pembina BIR.

Wilfridus Raul siswa SMK Grafika Mardia Yuana Bogor  yang memerankan tokoh Yesus merasa sangat terhormat dan bangga. “Apa yang kita jalani dalam hidup lebih ringan dibandingkan apa yang Yesus hadapi 2000 tahun yang lalu. Saya merasa bangga dan bersyukur karena boleh ambil bagian dalam karya keselamatan ini,” pungkasnya.

Napak tilas perjalanan Yesus ini dihadiri sekitar 100 orang umat dan juga Pastor Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari RD Markus Lukas.

 (Enoz Raja/AJ)

Leave a Reply

Top