Anda di sini
Beranda > Seputar Paroki > Kamis Putih, Saatnya Menanggalkan Ego

Kamis Putih, Saatnya Menanggalkan Ego

Loading

[KATEDRAL] Kamis Putih merupakan peristiwa malam perjamuan terakhir di mana Yesus membasuh kaki ke-12 muridNya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus yang merupakan seorang guru dan anak Allah adalah pribadi yang rendah hati. Yesus ingin mengajarkan manusia untuk menanggalkan egonya sehingga dapat memaknai pribadi Allah. Demikian intisari perayaan Kamis Putih di Gereja BMV Katedral Bogor, Kamis (18/4) malam.

Sekitar 4.000 umat mengikuti perayaan tahunan yang menjadi salah satu bagian dari rangkaian tri hari suci Gereja Katolik. Gereja Katedral sendiri mengadakan Misa Kamis Putih sebanyak 2 kali. Pertama pukul 17.00 WIB yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor RD Paulus Haruna dengan konselebran RD Alfonsus Sutarno dan RD Marselinus Wisnu Wardana. Sedangkan misa kedua yang dimulai pukul 20.00 WIB dipimpin oleh Pastor Paroki BMV Katedral Bogor RD Dominikus Savio Tukiyo dengan konselebran RD Redemtus Pramudhianto dan RD Hironimus Hilarion Hendrik.

Pada misa pertama, dalam khotbahnya, Romo Haruna mengajak seluruh umat untuk mengikuti sikap rendah hati yang Yesus ajarkan. “Yesus yang merupakan anak Allah mau mencurahkan tubuh dan darahnya demi penebusan dosa umat manusia. Kita diajak untuk menerima kesalahan dan tidak egois. Sering kali kita lupa bahwa ajaran Yesus ialah menjadi pelayan bagi sesama kita,” katanya.

Ia menambahkan, ajaran Kristus bisa dipetik para aktivis Gereja di lingkungan, wilayah, dan paroki. Hal tersebut merupakan contoh pelayanan yang patut diancungi jempol. “Mereka sadar bahwa mereka diberkati Yesus sehingga mereka mau membagi dirinya untuk orang lain,” paparnya.

Sementara itu, Romo Tukiyo meminta umat untuk merefleksikan tujuan manusia diutus. “Kita diutus di bumi untuk menemukan, mengalami, dan mewujudkan cinta,” tuturnya.

Kenapa cinta? Karena cinta dan kasih adalah cara Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Yesus yang mati di kayu salib adalah perwujudan cinta yang nyata bagi umat manusia.

Ia melanjutkan, pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus bukanlah sebuah sandiwara belaka. “Pembasuhan kaki adalah bentuk penanggalan ego yang dilakukan Yesus. Hal ini harus kita praktikkan dalam kehidupan kita masing-masing,” pungkasnya.

Di tempat yang berbeda, tepatnya di Kapel Regina Pacis, perayaan Kamis Putih berlangsung khidmat. Perayaan dimulai pukul 18.00 WIB dan dipimpin oleh Vikaris Judisial Keuskupan Bogor RD Yohanes Driyanto. Ia menjelaskan bahwa perayaan ekaristi yang dirayakan setiap hari Minggu berawal dari peristiwa perjamuan terakhir.

Perayaan ekaristi diakhiri dengan pemindahan Sakramen Mahakudus yang dilanjutkan dengan tuguran. Tuguran dilakukan dengan suasana hening dan tenang sebagai wujud rasa solidaritas kita dengan kekhawatiran yang Yesus rasakan saat di Taman Getsemani.

(Alexander Ones/Agnes Marilyn/Yongky Suikhiong/AJ)

Leave a Reply

Top