Anda di sini
Beranda > Sajian Utama > Monsinyur Paskalis: Saya Ada Saat Kamu Menderita

Monsinyur Paskalis: Saya Ada Saat Kamu Menderita

Loading

[KATEDRAL] Yesus memberikan contoh konkret menjadi sahabat seperjalanan yang sejati. Dia mengajarkan kepada umat Katolik untuk hadir disaat orang lain menderita. Demikian refleksi dari Uskup Bogor Monsinyur Paskalis saat ibadah Jumat Agung (7/8).

Keheningan menyelimuti Gereja BMV Katedral Bogor pada Ibadat Jumat Agung. Lantunan organ tidak terdengar sama sekali, membuat suasana semakin sunyi. Ketiadaan dekorasi yang menghiasi altar menyiratkan dukacita yang mendalam. Ribuan umat bersama-sama hanyut dalam penghayatan akan misteri sengsara dan wafat Yesus Kristus. Wujud penyerahan diri kepada Allah yang sejati.

Ibadat pertama dilaksanakan tepat pukul 15.00 WIB, dipimpin oleh Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur dengan konselebran RD Paulus Piter dan Diakon Nicolaus Yudi Ardhana Mahardika. Upacara Penghormatan Salib yang berlangsung dalam ibadat ini menjadi lambang pentakhtahan Yesus sebagai raja di atas singgasana salib.

Melihat kondisi gereja yang penuh, Monsinyur Paskalis berharap umat menghadiri liturgi agung ini dengan satu motivasi yang sama yaitu mencari Yesus dari Nazaret. “Dalam kisah sengsara, Yesus memaafkan mereka yang telah menyalibkanNya. Maka dari itu, kita mencari Yesus dan memohon kepadaNya agar dikuatkan untuk mengampuni sesama,” ungkapnya.

Umat mencium salib dengan tetap menggunakan masker sebagai protokol kesehatan pada Jumat Agung. Foto: Angelina Gratia

Ada untuk Orang Lain

Uskup yang murah senyum itu menerangkan, dalam kehidupan manusia membutuhkan peneguhan satu dengan yang lain. Penyerahan hidup kepada Allah memperteguh semangat persaudaraan.

“Melalui peneguhan tersebut, kita semua diharapkan menjadi sahabat seperjalanan. Sebagai seorang sahabat, kita hadir dan siap menolong mereka yang menderita dan membutuhkan pertolongan dan berkata ‘saudaraku saya siap hadir menolong kamu saat kamu menderita’,” tuturnya.

Menutup homilinya, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) itu mengajak umat berserah diri sepenuhnya kepada Allah. “Manusia memiliki batasan hidup, dengan merefleksikan Kristus yang tersalib, semoga iman kepercayaan kita semakin diteguhkan. Sehingga ketika ajal tiba, kita bersama-sama mengucapkan: Tuhan, ke dalam tanganMu, kami serahkan seluruh hidup ini,” tandasnya.

RD Paulus Haruna memberikan penghormatan salib saat perayaan Jumat Agung. Foto: Angelina Gratia

Hadir untuk Manusia

Ibadah Jumat Agung kedua dilaksanakan pada 18.30 WIB. Ibadat pada malam itu dipimpin oleh Pastor Paroki RD Paulus Haruna dengan konselebran RD Albertus Simbul Gaib Pratolo dan RD AHY Sudarto. Tak disangka hujan lebat mengguyur Kota Bogor, tetapi tampaknya tidak menghalangi semangat perenungan sekitar 1.000 umat untuk hadir pada ibadat ini.

Dalam homilinya, Pastor pencipta Mars BMV Katedral Bogor mengapresiasi semangat umat dalam hadir merenungkan pengorbanan Yesus Kristus. “Saya sungguh kagum dengan umat yang hadir begitu melimpah hingga memenuhi seluruh ruangan Paroki kita miliki, untuk merenungkan Yesus yang berbela rasa menyelamatkan umat manusia melalui sengsara dan wafatNya,” tukasnya. 

Ia menceritakan pengalamannya bertemu satu keluarga yang secara utuh hadir dalam Ibadat Jumat Agung. “Hari ini saya bertemu satu keluarga, saya tergelitik oleh perenungan mereka terhadap tubuh Yesus. Sang Ibu kagum dengan tangan Yesus yang dapat mengenyangkan mereka yang lapar, membuka penglihatan orang buta, dan menyebarkan cinta kasih kepada manusia,” katanya.

Lebih lanjut lagi Romo Harun menceritakan kekagumannya pada kaki Yesus. “Kalau dari saya sendiri, saya terkagum dengan kaki Yesus. Dikarenakan dengan kaki yang kokoh itu Ia tak kenal lelah dalam menyebarkan pewartaan Kerajaan Allah dan kasih penyelamatan untuk manusia,” tutupnya.

Penulis: Ignatio Alfonsus, Leonardus Evan | Editor: Agnes Marilyn

Leave a Reply

Top