[JAKARTA] Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9, Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) Disabilitas menggelar acara misa syukur dan selebrasi sederhana di Paroki Hati Kudus, Kramat, Jakarta, Sabtu (5/6). Pastor Paroki Hati Kudus, RP Yustinus Agung Setiadi OFM dalam homilinya berharap para pembakti dan penyandang disabilitas dapat menjadi pribadi
Tag: KOMPAK Disabilitas
Paskah KOMPAK, Cinta yang Sempurna Selalu Menang
[DEPOK] Cinta mengalahkan kebencian, harapan mengalahkan ketakutan. Cinta yang sempurna selalu menang, karena cinta Tuhan selalu lebih kuat dari apa pun dan siapa pun. Demikian ketua Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) Bogor, Anastasia Sutimah memaknai acara Paskah KOMPAK yang diadakan di Gereja Santo Paulus, Depok, Sabtu (23/4) pagi. “Yesus
BSD dan KOMPAK Disabilitas Jalin Tali Silaturahmi
[BOGOR] Komunitas Bersama Sahabat Disabilitas (BSD) Paroki BMV Katedral Bogor mengadakan pertemuan dengan KOMPAK Disabilitas di kawasan Bukit Cimanggu City, Bogor, akhir Februari lalu. Pertemuan non-formal berlangsung dengan penuh keakraban dan perbincangan hangat membahas pelayanan terhadap penyandang disabilitas. Dalam kesempatan itu hadir ketua KOMPAK Bogor, Anastasia Sutimah dan tim berserta pembina
PHDI, UBK Perlu Sentuhan Personal
[KATEDRAL] Era digital mau semaju apapun tetap tidak bisa menggantikan sentuhan secara personal yang dibutuh oleh UBK. Sinergi antar seksi dan kategorial harus dilakukan, sehingga PHDI tidak hanya sekadar seremonial belaka tapi juga aksi nyata. Demikian dikatakan Michaela Primastuti, salah seorang pengurus Komunitas Disabilitas Paroki MBSB Kota Wisata. Komunitas Bersama Sahabat
Peringati HUT ke-8, KOMPAK Gelar Misa Syukur
Foto adalah perayaan HUT KOMPAK pada 2018 silam. Memperingati hari ulang tahunnya yang ke-8, KOMPAK Disabilitas menggelar misa syukur yang berlangsung secara virtual, Jumat (4/6) malam. Misa yang berlangsung di kapel Paroki Hati Kudus, Kramat, Jakarta tersebut dipimpin oleh Pastor Robertus Agung Suryanto OFM. “Sebagai umat beriman, kita diharapkan memiliki prinsip. Ini
PHDI, Sarana Menyampaikan Keresahan Disabilitas
PHDI 2019. Foto: Dok. Komsos Peringatan Hari Disabilitas Internasional (PHDI) merupakan sebuah momentum yang dimanfaatkan oleh masyarakat secara global untuk memberi perhatian lebih kepada penyandang disabilitas. Perayaan ini diharapkan dapat mengangkat berbagai persoalan seputar keresahan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas. Selain itu, perayaan yang acap kali digelar setiap 3 Desember ini juga
Normal Baru di Gereja, Emang Siap?
Lebih dari dua bulan sudah kita ‘dipaksa’ #dirumahaja untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang ditetapkan sebagai Pandemi oleh World Health Organization (WHO), sebuah organisasi kesehatan internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hampir seluruh masyarakat dunia harus membatasi ruang geraknya. Bekerja, belajar, bahkan beribadah pun dilakukan di rumah. Perjumpaan menjadi mahal,
UBK dari Berbagai Daerah Rayakan PHDI di Katedral Bogor
[KATEDRAL] KOMPAK Disabilitas Keuskupan Bogor kembali menggelar peringatan hari disabilitas internasional (PHDI), Minggu (8/12) siang. Bertempat di Gereja Katedral Bogor, sekitar 170 orang disabilitas yang terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dan tunagrahita merayakan ekaristi bersama 155 pendamping dan 70 orang panitia serta volunteer. Perayaan yang diawali dengan perarakan patung Bunda Maria untuk memperingati Hari Raya Santa
Perhatian Gereja terhadap Disabilitas Makin Besar
Umat Katolik penyandang disabilitas khususnya yang berdomisili di Keuskupan Bogor patut bersyukur. Pasalnya, Gereja Keuskupan Bogor semakin memberi perhatian kepada penyandang disabilitas atau yang disebut juga umat berkebutuhan khusus (UBK). “Setiap tahun Keuskupan Bogor memperingati Hari Disabilitas Internasional dengan menggelar misa bersama UBK, pendamping dan keluarga UBK. Gereja juga terus
Bersama KOMPAK, UBK Menjejakkan Kaki di “Bukit Golgota”
Itu tubuh mengucur darahMengucur darahRubuh dan patahItu peluh bercampur darahBercampur darahRebah di tanahCawan itu diminumnyaSelesai sudah Satir dan heroik, itulah dua kata yang bisa melukiskan penderitaan Yesus di kayu salib. Jatuh bangun berulang kali karena beratnya memikul salib. Dicambuk, didera, dianiaya tanpa tahu dosa apa yang diperbuatnya. Namun tanpa mengeluh Dia rela