Anda di sini
Beranda > Kelompok Personal > UBK dari Berbagai Daerah Rayakan PHDI di Katedral Bogor

UBK dari Berbagai Daerah Rayakan PHDI di Katedral Bogor

Loading

[KATEDRAL] KOMPAK Disabilitas Keuskupan Bogor kembali menggelar peringatan hari disabilitas internasional (PHDI), Minggu (8/12) siang. Bertempat di Gereja Katedral Bogor, sekitar 170 orang disabilitas yang terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dan tunagrahita merayakan ekaristi bersama 155 pendamping dan 70 orang panitia serta volunteer.

Perayaan yang diawali dengan perarakan patung Bunda Maria untuk memperingati Hari Raya Santa Maria Dikandung Tanpa Noda pada 8 Desember tersebut dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur dengan konselebran Pastor Paroki BMV Katedral Bogor RD Dominikus Savio Tukiyo dan RD Mikail Endro Susanto.

Para umat berkebutuhan khusus (UBK) yang hadir berasal dari berbagai komunitas dan paroki, yaitu Budi Luhur-Pamulang, Panti Abas-Parung, Albertus Agung Disabilities Community-Bekasi, Paroki Keluarga Kudus Cibinong, Paroki Jagakarsa-Lenteng Agung, Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Paroki St. Markus-Depok, Paroki St. Joannes Baptista-Parung, St. Fransiskus Asisi-Sukasari, dan dari Paroki BMV Katedral Bogor.

Saat homili, Uskup Paskalis turun dari altar untuk langsung menyapa para UBK yang hadir.  “Hari ini amat istimewa untuk Gereja Katedral. Karena kita kedatangan tamu-tamu istimewa. Ada yang tunarungu, ada juga tunadaksa yang tidak dapat jalan, mereka memakai kursi roda, dan ada juga tunagrahita. Walaupun demikian mereka percaya kepada Yesus Kristus. Kita semua yang hidup dalam gereja ini adalah orang yang macam-macam keadaannya tetapi tetap percaya Kepada Kristus,” tuturnya.

Usai ekaristi para UBK mendapatkan kesempatan untuk berdialog dengan Bapa Uskup. Pada sesi ini, tunanetra diwakili oleh Bonar (Sentul) dan Supiah (Katedral Bogor), tunarungu diwakili oleh Yohanes Hendra dan Maria Candra, tunadaksa diwakili oleh Gabriela Susi (MBSB) dan  Budiman (Mataman-Jakarta) dan tunagrahita yang diwakilkan oleh Sri dan Natalia (orangtua dari Michelle). Dalam kesempatan ini mereka menyampaikan harapan serta sapaan kepada Bapa Uskup dan para imam.

Harapan untuk Gereja

“Sering kali kalau orang cacat itu diabaikan sama masyarakat, dilecehkan, tidak diakui, hak-haknya dirampas, dianggap manusia tidak berguna. Tapi Monsinyur menghargai kami, jadi kami merasa memiliki harapan dan iman yang besar. Gereja sering mempertemukan kami, jadi merasa banyak saudara, tidak sendirian,” ucap Supiah.

Natalia, Ibunda dari Michelle yang menjadi penyandang tunagrahita berharap adanya balai latihan kerja untuk para UBK. “Harapan untuk anak yang spesial agar yayasan yang dinaungi oleh Keuskupan Bogor dapat mewadahi para UBK seperti balai latihan kerja. Sehingga para UBK dapat lebih berswadaya, lalu sekolah-sekolah Katolik juga bisa menjadi sekolah yang bisa berbaur dengan anak-anak berkebutuhan khusus,” pinta Natalia.

Bapa uskup menyambut dengan baik sapaan serta harapan yang diutarakan tersebut. Dengan senyum lebar Bapa Uskup berterima kasih atas kehadiran semua UBK dan para pendamping. Untuk mendukung harapan dari UBK, Gereja Katedral Bogor pun berkomitmen untuk selalu memberikan jadwal khusus UBK merayakan Ekaristi yaitu setiap Minggu kedua dan keempat setiap bulannya pada misa pukul 11.00 WIB.

 (Gabriella Evangeline/AJ)

Leave a Reply

Top