Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor baru-baru ini mewacanakan pembangunan monorail dari Kota Bogor ke Kabupaten Bogor tepatnya dari Dramaga menuju kawasan Ciawi melintasi beberapa titik di Kota Bogor. Wacana ini tentu menuai pro dan kontra baik dari kalangan para ahli transportasi maupun masyarakat.
Ketua Lingkungan St. Yohanes Pembaptis Taman Cimanggu Wilayah St. Hieronimus Herry Sarijan tegas mengatakan tidak setuju terhadap pembangunan monorail di Bogor. “Menanggapi wacana tersebut saya tidak setuju. Monorail sebaiknya dibangun di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Palembang. Untuk Bogor sepertinya tidak efektif,” katanya.
Pria berusia 61 tahun itu meragukan pembangunan monorail akan menjadi solusi tepat dari kemacetan yang telah mengakar di Bogor. “Sebagai solusi, cobalah Pemkot Bogor merancang peraturan daerah (perda) yang isinya melarang angkutan kota (angkot) dari kabupaten masuk ke pusat Kota Bogor. Caranya adalah membangun sub-terminal kemudian disambung Bus Transpakuan yang khusus melayani transportasi di pusat Kota Bogor,” paparnya.
Ia berharap pemkot dapat mengelola transportasi dengan lebih baik agar predikat kota sejuta angkot dapat segera dilepas. “Harapan saya Bus Transpakuan memenuhi kebutuhan masyarakat agar Bogor dapat menjadi kota yang nyaman dan tidak macet,” tutupnya.
(John)