Lebih dari dua bulan sudah kita ‘dipaksa’ #dirumahaja untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang ditetapkan sebagai Pandemi oleh World Health Organization (WHO), sebuah organisasi kesehatan internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hampir seluruh masyarakat dunia harus membatasi ruang geraknya. Bekerja, belajar, bahkan beribadah pun dilakukan di rumah. Perjumpaan menjadi mahal, semua dilakukan secara virtual.
Di Keuskupan Bogor sendiri peniadaan aktivitas hidup menggereja telah dilakukan sejak pertengahan Maret. Umat diajak untuk beribadah dari rumah, bisa melalui layanan Live Streaming lepas dari pro kontra keabsahannya menurut Gereja, bisa juga melalui ibadat-ibadat dalam lingkup keluarga.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah mengizinkan kembali aktivitas di rumah ibadah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditentukan.
Melalui surat NO. 039/SKB/VI/2020 tentang kebijakan pelayanan perayaan Ekaristi dalam masa normal baru, Keuskupan Bogor telah menentukan waktu dibukanya kembali aktivitas gereja yakni pada Sabtu, 20 Juni 2020.
Dalam surat tersebut juga dijelaskan beberapa protokol umum yang harus dilakukan seperti memakai masker, jaga jarak minimal 1-2 meter, penyediaan tempat cuci tangan yang memadai, dan pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki area gereja. Teknis khusus dan penjelasan lebih lanjut akan diterbitkan oleh masing-masing paroki. Kapasitas gereja pun dipastikan hanya dapat digunakan sekitar 30% dari keadaan normal.
Lalu, siapkah kita menghadapi normal baru? Atau apakah kebijakan Gereja dalam hal ini Keuskupan Bogor terlalu terburu-buru? Kemudian bagaimana dengan ibadah di rumah yang saat ini masih kita lakukan, apakah kita masih Gereja, walaupun tidak berjumpa di dunia nyata?
Semua akan dibahas secara langsung oleh Vikaris Judisial Keuskupan Bogor RD Yohanes Driyanto dalam Ruang Tatap Muka. Sebuah talkshow yang disiarkan secara live streaming langsung dari kanal BMV Production pada Sabtu (13/6) pukul 19.00 WIB.
Umat juga dapat diskusi bersama dan mengajukan pertanyaan melalui fitur live chat atau email ke redaksidigitalbmv@gmail.com. Oh iya, tersedia juga layanan interpreter untuk teman tuli loh.
(Aloisius Johnsis)