Anda di sini
Beranda > Kelompok Personal > HUT ke-9 KOMPAK, Siap Diutus dalam Kondisi Apapun

HUT ke-9 KOMPAK, Siap Diutus dalam Kondisi Apapun

Loading

[JAKARTA] Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9, Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) Disabilitas menggelar acara misa syukur dan selebrasi sederhana di Paroki Hati Kudus, Kramat, Jakarta, Sabtu (5/6). Pastor Paroki Hati Kudus, RP Yustinus Agung Setiadi OFM dalam homilinya berharap para pembakti dan penyandang disabilitas dapat menjadi pribadi yang berani diutus.

“Menjadi pribadi yang berani diutus memang memiliki tantangan tersendiri. Terkadang seseorang karena memiliki kekurangan bisa saja menolak perutusan. Seperti Musa yang awalnya menolak diutus Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan bangsa Mesir, karena Musa merasa memiliki kekurangan, selain itu ia pun sedang menghadapi kesulitan, dikejar-kejar oleh Bangsa Mesir. Akan tetapi pada akhirnya, kekuatan Tuhan-lah yang memampukan Musa untuk akhirnya berani diutus, dan berhasil menyelamatkan Bangsa Israel,” papar Romo Agung.

Dia melanjutkan, seperti Musa, umat pun masih mengalami kesulitan hidup, namun Tuhan tetap mengutus manusia. “Mengapa Tuhan mengutus orang-orang yang mengalami kesulitan hidup? Itu artinya kita dihadapkan pada tantangan hidup yang nyata, di mana penyertaan dan kekuatan Tuhan yang nantinya akan mengiringi pelayanan kita. KOMPAK telah menjadi komunitas yang mau menerima kekurangan, meneguhkan, dan menyelamatkan, dan harapan kita adalah keselamatan kekal dari Tuhan,” tukasnya.

Di akhir homili, romo dari ordo Fransiskan itu berpesan agar umat yang hadir memiliki semangat, keyakinan, dan kegembiraan dalam melayani sesama. “Karena hanya dengan semangat, keyakinan, dan kegembiraan yang terpancar dari diri kita itulah, kasih dan perhatian akan lebih mudah diterima oleh orang yang kita layani,”pesannya.

Sekitar 100 umat yang terdiri dari penyandang disabilitas, pendamping, dan pembakti yang berasal dari wilayah Jabodetabek hadir dalam acara yang penuh sukacita itu. 

Arah Dasar (Ardas) Keuskupan Agung Jakarta tahun 2022-2026 mencanangkan tahun penghormatan terhadap martabat manusia, di mana salah satunya menekankan pentingnya mengangkat harkat dan martabat penyandang disabilitas. Karena itu tak heran, petugas liturgi dalam perayaan misa syukur itu didominasi oleh penyandang disabilitas.

Wakil Ketua KOMPAK Jakarta, Bernadetta Wiwin Listianingsih berharap martabat penyandang disabilitas dapat terangkat, penyandang disabilitas memiliki kemudahan akses menggereja, inklusivitas tumbuh di mana-mana sehingga penyandang disabilitas bisa menjadi subjek baik untuk sesamanya dan warga non-disabilitas. “Kami berharap spiritualitas pelayanan KOMPAK dapat bermunculan di paroki-paroki dan daerah-daerah lainnya, sehingga makin banyak umat terlibat untuk peduli terhadap penyandang disabilitas. Semoga “KOMPAK-KOMPAK” tumbuh dan berkembang di tempat lainnya,” tutur perempuan yang berprofesi sebagai perawat ini. 

Sejumlah pengurus KOMPAK Bogor pun menggelar acara tiup lilin, acara ini dihelat seusai mereka menggelar rekoleksi Komuni Pertama penyandang disabilitas wilayah Dekenat Utara. Dok. Pribadi

Sementara itu, ungkapan syukur HUT KOMPAK juga dirayakan oleh KOMPAK Bogor di Paroki Santo Paulus, Keuskupan Bogor. Sama halnya dengan selebrasi di Jakarta, sejumlah pengurus KOMPAK Bogor pun menggelar acara tiup lilin. Acara ini dihelat seusai mereka menggelar rekoleksi Komuni Pertama penyandang disabilitas wilayah Dekenat Utara.

“Kepekaan hati dan pelayanan cinta kasih tanpa batas terhadap sesama itulah yang selalu ingin kami lakukan. Pelayanan dengan kasih sejati yang lembut dan rendah hati seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus menjadi teladan bagi kami, khususnya dalam mengasihi penyandang disabilitas. Kami juga ingin menyampaikan terima  kasih kepada pendiri KOMPAK Klemensia Senny, dan Cicilia Anna selaku pembina KOMPAK yang selalu menyemangati kami,” ungkap Ketua KOMPAK Bogor, Anastasia Sutimah. 

Penulis: Ignatius Herjanjam | Editor: Aloisius Johnsis

Leave a Reply

Top