Anda di sini
Beranda > Nusantara > Sinode II Keuskupan Bogor, Perjumpaan Menuju Jalan Bersama

Sinode II Keuskupan Bogor, Perjumpaan Menuju Jalan Bersama

Loading

[PARUNG] Keuskupan Bogor memasuki babak baru, perjumpaan menuju jalan bersama telah dimulai. Sinode II tingkat keuskupan telah dibuka dan tengah berjalan. Ratusan umat dan puluhan imam, biarawan-biarawati, serta kaum religius dari berbagai paroki di Keuskupan Bogor berkumpul bersama untuk menyaksikan peristiwa bersejarah yakni pembukaan Sinode II Keuskupan Bogor, Jumat (22/2). Perayaan yang bertepatan dengan hari ulang tahun tahbisan Episkopat Monsinyur Paskalis Bruno Syukur itu digelar di Paroki St. Joannes Baptista, Tulang Kuning, Parung Bogor.

Walaupun Paroki Parung yang identik dengan gereja tenda biru diguyur hujan lebat, pembukaan sinode tetap berjalan meriah. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Uskup Paskalis dengan konselebran Vikaris Jendral Keuskupan Bogor RD Paulus Haruna dan Pastor Paroki Parung RD Yustinus Joned Saputra.

Sharing Iman dan Energi Positif

Tidak terasa, penggembalaan Uskup Paskalis telah mencapai 5 tahun. Ia merasa perlu adanya sebuah perjumpaan untuk merefleksikan perjalanan yang telah dilalui. Sinode adalah jawabannya. Sinode akan digelar sepanjang tahun mulai dari tingkat paroki, dekanat, sampai keuskupan.

“Sinode hendak meneguhkan kembali iman kita akan Yesus sebagai penyelamat. Selain menjadi media perjumpaan, sinode akan membangun optimisme dan kebijaksanaan. Hendaknya kesempatan ini menjadi momen sharing iman yang saling membagikan energi positif,” kata Monsinyur Paskalis.

Ratusan umat di Paroki BMV Katedral Bogor antusias untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk komitmen bersama mendukung Sinode II keuskupan Bogor. Foto: Luki Karim

Semangat Sinode

Sinode yang mengangkat tema ‘Sukacita sebagai Communio yang Injili, Peduli, Cinta Alam, dan Misioner’ ini memiliki 3 semangat dasar. Pertama, semangat injili. Adapun semangat sinode yang perlu dihayati oleh para peserta adalah semangat injili (In Verbo Tuo). Berarti, pertemuan-pertemuan dalam sinode ini dilaksanakan atas dasar Injil dan selaras dengan kehendak Tuhan.

Kedua adalah semangat sukacita yang berasal dari moto penggembalaan Monsinyur Paskalis yaitu Magnificat Anima Mea Dominum.  Warna sukacita dalam berbagai perjumpaan sinode haruslah dihayati oleh seluruh umat. Kesulitan duniawi tidak menghilangkan roh sukacita dan roh kegembiraan yang tulus.

Terakhir yakni semangat kesederhanaan yang dipadueratkan dengan kerendahan hati. Artinya, Sinode ini tidak menyita biaya besar secara ekonomi, tetapi menciptakan rasa persaudaraan yang menyenangkan hati karena dihayati dalam semangat kesederhanaan dan kerendahan hati.

Harapan Banyak Orang

Bapa Uskup berharap sinode dapat menjadi perjumpaan bersama yang menyegarkan. “Perjumpaan dalam sinode dirancang sedemikian rupa untuk menyegarkan, menguatkan, dan memperbarui inisiatif pengembalaan umat oleh semua elemen Gereja. Semoga harapan ini dapat kita wujudkan bersama,” pungkasnya.

Banyak harapan berkaitan dengan sinode di Keuskupan Bogor. Salah satunya adalah kembali membumikan berbagai kebijakan pastoral yang ada. Sinode haruslah terbuka, baik itu permasalahan, tantangan, sampai kekecewaan, harus berani diungkapkan untuk dicari solusinya. Tentu bukan solusi praktis, namun kebijakan pastoral yang bisa diterapkan dalam hidup beriman di Keuskupan Bogor.

Semoga, Bapa Uskup, para pastor, biarawan-biarawati, kaum religius, dan seluruh umat beriman dapat kembali berjalan bersama membangun Keuskupan Bogor.

Mari, dukung Sinode II Keuskupan Bogor!

(Enoz Raja/AJ)

Leave a Reply

Top