Anda di sini
Beranda > Nusantara > NKRI Harga Mati

NKRI Harga Mati

Loading

Sejak awal kemerdekaan, pendiri (founding father) bangsa Indonesia telah sepakat mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Atas dasar itulah NKRI merupakan harga mati bagi seluruh warga Indonesia, apapun agama, suku, ras, golongan, dan latar belakangnya. Demikian juga dengan komitmen salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini siap mempertaruhkan jiwa, raga, dan nyawanya demi terpeliharanya NKRI. “Sejak awal NU menjadi salah satu pendiri Negara Republik Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus memelihara NKRI, Pancasila, dan UUD 1945. Pancasila itu sesuai dengan ajaran Islam, sama sekali tidak bertentangan. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila juga sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Kita menghargai dan menghormati perbedaan, karena bangsa ini didirikan atas dasar perbedaan. Justru perbedaan itulah yang mampu memperkaya dan menyatukan kita,” kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Marsyudi Syuhud di hadapan sekitar 300 umat Katolik yang mengikuti Seminar kebangsaan di Aula Pusat Pastoral keuskupan Bogor, Minggu (5/6).

KH. Marsyudi juga mengungkapkan 4 pilar bangsa yang selalu didengung-dengungkan para petinggi bangsa ini khususnya di MPR. Pilar tersebut, candanya juga dinilai terkait erat dengan singkatan PBNU yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. “Bagi NU sudah jelas landasan bangsa ini. Hidup bersama dengan Pancasila yang telah disepakati bersama. Hukumnya wajib untuk dilaksanakan, dari sila pertama, hingga sila terakhir tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam,” tegasnya.

KH. Masyudi yang dikenal dekat dengan mantan Ketua Umum PBNU dan mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini berhasil membuat para peserta terkesima, tertawa, dan mendapat wawasan pluralisme yang kental. Sepak terjangnya dalam hal pluralisme dan perdamaian antaragama bahkan di tingkat Nasional dan tingkat dunia diakuinya diperoleh dari pengalamannya mengunjugi bebrapa daerah atau negara bersama dengan almarhum Gus Dur.

Kedekatan dengan Gus Dur menjadikan cara berpikirnya banyak terpengaruh sang guru bangsa itu. Pakar Ekonomi Syariah bergelar Doktor itu mengungkapkan, selama mengikuti Gus Dur, ia banyak mendapat pengetahuan yang jarang dialami orang banyak. Selain itu ia juga merasa mendapatkan banyak kesempatan untuk menyiarkan NU sebagai organisasi yang berdiri di depan menjaga perdamaian dunia. “Saya mendapatkan kesempatan yang sangat besar untuk menceritakan NU keseluruh dunia,” ungkapnya dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.

KH. Masyudi juga pernah bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan, selain itu dia juga pernah diminta oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk mengatasi konflik antaragama yang terjadi di Kenya. Berkat perannya tersebut, Negara Kenya masih ada hingga saat ini.

(Jam)

Leave a Reply

Top