[SUKASARI] Persoalan keluarga perlu mendapat perhatian serius dan konkrit. Demikian diungkapkan Mgr Paskalis dalam pembinaan Wanita Bijak (WB) yang berlangsung di ruang St. Antonius, Gereja Sukasari, 26-28 Maret 2015.
Kegiatan yang dibuka dengan doa oleh RD. Adi Indiantono ini adalah pembinaan yang ke-2 dalam Gereja Katolik. Pembinaan WB pertama diadakan di Paroki Fransiskus Asisi Sukasari pada tanggal 22-24 Mei 2014.
Setelah peserta WB mengikuti pembinaan yang berlangsung selama 3 hari untuk lebih mendalami materi maka setiap hari Kamis diadakan pendalaman materi lanjutan. Para wanita berkumpul untuk belajar bersama-sama mempraktikkan Firman Tuhan, khususnya hal-hal keseharian yang dihadapi dan belajar mengerti akan kehendak Tuhan pada hidupnya, untuk itu para wanita melakukan sharing, saling meneguhkan dengan doa-doa yang menguatkan dan belajar membaca kitab suci secara sederhana, dalam arti mempraktikkan firman Tuhan dalam keseharian sesuai dengan perikop yang sudah ada. Kegiatan ini mendapat dukungan dari RD. Markus Lukas (Pastor Paroki Sukasari), juga Mgr. Paskalis Bruno Syukur (Uskup Bogor).
Pada kesempatan itu Bapa Uskup memberikan pesan agar WB terus melanjutkan kegiatan ini hingga menghasilkan banyak buah-buah pertobatan, khususnya untuk kaum wanita sebagai istri dan ibu yang berfungsi mendampingi suami dan anak di dalam sebuah keluarga. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Sr. Maria Anna Th Endang Trimurti SFS, Romo Hendrik (Paroki Cibinong), Romo Alfonsus Sutarno (Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Bogor), dan Sr. Sri Elizabeth FMM (Yayasan Regina Pacis, Bogor).
“Saya merasa tidak berharga saat sudah tidak lagi memikul tanggung jawab dalam suatu pekerjaan. Tapi ketika mengikuti pembinaan WB, Tuhan menyapa saya secara khas meski saya tidak lagi bekerja. Tuhan mencintaiku tanpa syarat. Tuhan menyapa agar saya lebih mengembangkan kata dan Hati serta mengendalikan emosi,” ungkap Sr. Anna. Dia juga berharap agar kegiatan ini dapat diberikan kepada kaum muda agar mereka menyadari kalau Tuhan mencintai dengan caranya yang khas pada setiap orang.
Anggota komunitas WB bukan hanya untuk ibu-ibu yang sudah menikah, juga untuk para wanita Single (WB SINGLE), Remaja Putri (GIRL’S TALK), dan kelompok Belajar Jadi Perempuan (BJP).
(Sekar Sari/John)