[KATEDRAL] Dalam Perayaan Ekaristi, imam dan umat diajak untuk menyangkal diri dan mengakui dosa-dosa yang telah diperbuat. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai makna pertobatan dalam ekaristi, Sekitar 400 orang mengikuti seminar bertajuk “Mukjizat Ekaristi” yang digelar oleh Persekutuan Doa Pembaruan Karismatik Katolik (PDPKK) Santa Maria Fatima Paroki BMV Katedral Bogor, Minggu (29/5). Seminar yang bertempat di Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor ini menghadirkan RP Robby Wowor OFM sebagai narasumber tunggal. “Tobat itu penting dalam Ekaristi. Tobat bukan berarti tidak akan jatuh lagi tapi menyadari kelemahan kita di hadapan Allah,”ungkap Pastor lulusan Teologi Biblis Universitas St. Tomasso, Roma.
Ia juga menjelaskan bahwa tobat yang dimaksud oleh Gereja adalah mau bersikap hormat dan pantas dalam mengikuti ekaristi. Hormat berarti tahu siapa saya di hadapan Allah, dan pantas berarti berani menguji diri. Umat selalu bertanya, terlambat saat mengikuti misa boleh atau tidak? Jika boleh sampai mana? Apakah bacaan pertama, bacaan Injil atau sebelum Doa Syukur Agung? “Sekarang saya bertanya, ekaristi adalah perjamuan surgawi berhakkah kita menerimanya jika dalam keadaan berdosa?” tanya Pastor Robby Wowor.
Romo Robby juga menceritakan mukjizat ekaristi yang terjadi di berbagai negara. Dua yang terbesar adalah mukjizat hosti menjadi daging di Luciano Italia sekitar tahun 750 dan di Argentina tahun 1996. Walaupun memiliki perbedaan waktu lebih dari 1000 tahun namun kedua mukjizat tersebut memiliki kesamaan yaitu DNA yang sama, golongan darah AB dengan resus positif, dan daging yang berasal dari otot jantung.
“Melalui berbagai mukjizat dalam ekaristi Tuhan ingin menunjukan bahwa ia tetap ada. Walaupun Yesus telah wafat disalib dan naik ke surga, namun ia tetap hadir di tengah-tengah kita dalam perayaan ekaristi,” tukas Pastor Robby.
Ketua PDPKK Santa Maria Fatima, Harsono Setiadi berharap agar melalui seminari ini umat dapat mengerti makna dari perayaan ekaristi. “Umat seringkali menjadikan ekaristi sebagai rutinitas belaka. Saya berharap setelah seminar ini umat dapat lebih menghayati ekaristi, terutama dalam menyambut tubuh dan darahNya,” pungkasnya. Seminar ini diakhiri dengan perayaan ekaristi dan adorasi sakramen mahakudus yang dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur dan Pastor Robby Wowor.
(John)