[SUKASARI] Satu dari tujuh siswa SMK Grafika Mardi Yuana (MY) Kota Bogor korban angin puting beliung hingga Rabu (30/3) pagi masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Vania, Sukasari, Kota Bogor. Mereka mengalami luka ringan dan sedang akibat tertimpa atap kelas yang roboh diterjang puting beliung, Selasa, (29/3) sore sekitar pukul 15.00 WIB.
Uskup Bogor Mgr. paskalis Bruno Syukur mengungkapkan bahwa musibah adalah suatu kejadian yang tidak pernah diduga dan diperlukan solidaritas untuk menghadapinya. “Yang terpenting saat ini adalah sikap solidaritas terhadap sesama yang mengalami musibah tersebut,” ungkap Uskup Bogor. Ia juga bersama dengan Pastor Yono selaku Ketua Yayasan Mardi Yuana Pusat dan Pastor Irwan Sinurat selaku Perwakilan Yayasan Mardi Yuana SUkasari telah meninjau lokasi kejadian. “Kami telah datang kesana dan akan melakukan perbaikan secepat mungkin agar proses belajar mengajar dapat berlangsung normal,” jelas Mgr. Paskalis.
Agung, pegawai percetakan Grafika MY yang kantornya berada satu komplek dengan sekolah MY menuturkan, puting beliung menghantam gedung sekolah dan percetakan MY hingga mengakibatkan porak poranda, atap kelas beterbangan, kaca pecah dan sejumlah bangunan rusak. “Kejadiannya sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu hujan deras, tiba-tiba cuaca gelap dan angin kencang berputar menerpa gedung sekolah dan percetakan. Kejadian itu berlangsung kurang dari dua menit, tapi atap-atap kelas di lantai 3 banyak yang roboh menimpa murid-murid yang sedang belajar di kelas,” papar Agung.
Tujuh siswa yang tertimpa reruntuhan atap terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Vania. “Enam orang siswa sudah dibolehkan pulang, sementara satunya lagi yakni Lukas Raja siswa kelas X hingga kini masih dalam perawatan,” ujar Yongki salah seorang guru SMK Grafika MY. Lukas mengalami luka di bagian kepala dan pundak. Dia menambahkan, tiga kelas porak poranda dan satu kantin rusak berat akibat peristiwa itu. Selain tujuh siswa, dua petugas kantin sekolah juga sempat dirawat. “Beruntung tidak ada korban jiwa,” tukas Yongki. Atap-atap kelas yang beterbangan juga menyambar Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi Sukasari, bangunan SMP dan SMA MY umum yang berada satu komplek dengan MY Grafika. Namun saat itu seluruh siswa MY umum sudah berada di luar kelas karena berbarengan dengan jam pulang sekolah.
Sekolah MY yang terletak di Jalan Siliwangi Nomor 50, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor bernaung di bawah Keuskupan Bogor. Yayasan MY kali pertama dirintis oleh Uskup perdana Bogor Mgr NJC Geise, imam Fransiskan asal negara Belanda yang juga salah satu pendiri Universitas Parahyangan Bandung, tempat Bima Arya dulu menuntut ilmu.
Sekolah ini juga menjadi kebanggaan Kota Bogor dan mendapatkan apresiasi dari Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor karena menjadi pionir budaya Sunda.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdik Kota Bogor Jana Sugiana yang telah melihat kondisi bangunan sekolah berjanji akan memberikan bantuan untuk memperbaiki bangunan yang rusak. “Disdik akan segera memberikan bantuan untuk memperbaiki bangunan yang rusak,” katanya. Akibat musibah itu, untuk sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut diliburkan.
(Jam/John)