Akhir-akhir ini di Indonesia marak terjadi demo seperti aksi damai 4/11 dan aksi super damai 2/12. Kegiatan-kegiatan penyeimbang bernafas persatuan dan toleransi pun dilaksanakan seperti parade kebhinekaan dan doa untuk bangsa. Di Kota Bogor sendiri menurut RD Mikael Endro Susanto toleransi sudah berjalan dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari silaturahmi antartokoh agama, ucapan dengan karangan bunga saat hari raya, dan mengadakan kerja sama pengobatan massal seperti yang telah dilakukan oleh Badan Sosial Lintas Agama (Basolia).
“Bukan hanya NKRI saja yang menjadi harga mati yang diperjuangkan, toleransi itu juga harga mati yang harus diperjuangkan dan dipelihara juga. Toleransi bisa terwujud bukan hanya dengan menerima persamaan, melainkan bisa menerima perbedaan,” tegas Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Bogor itu.
Menurutnya, pertemuan umat antaragama dalam doa lintas iman atau doa bagi bangsa yang baru-baru ini dilaksanakan di Balai Kota Bogor adalah salah satu cara efektif untuk membangun toleransi. “Akan tetapi, tidak cukup toleransi dibangun dengan itu saja. Masih banyak cara kita membangun toleransi, di antaranya saling menjaga dan mendukung ketika perayaan hari raya keagamaan, membersihkan Kota Bogor dari sampah, dan merawat taman yang ada di Kota Bogor,” tutur Romo Endro sapaan akrabnya.
Salah satu dewan Presidium Basolia ini juga mengungkapkan bahwa kontribusi umat katolik dalam mewujukan toleransi di Kota Bogor sudah cukup baik, namun masih harus dikembangkan lagi. Contoh konkretnya sudah ada beberapa umat katolik sekarang ini yang bergabung dalam Basolia, ada beberapa umat juga yg terlibat dalam kepengurusan di agama lain, banyak juga umat yang hadir dan terlibat dalam acara yang tujuannya membangun toleransi seperti pawai kebangsaan. “Saya sangat berharap keterlibatan umat lebih banyak lagi dalam mewujudkan toleransi, ingat 5 kebijakan yang dicanangkan oleh Bapak Uskup Bogor. Salah satunya adalah membangun kebersamaan dalam bermasyarakat dan mewujudkan dialog yang baik,” ujar Romo Endro.
(John)