Setiap tahun pada 25 Desember umat Kristiani merayakan Natal, merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Namun masihkan Natal memiliki makna bagi umat atau hanya menjadi rutinitas tahunan yang maknanya semakin hilang?
Menurut Katarina Catri Erliana Ketua WKRI Cabang Paroki BMV Katedral Natal berarti kelahiran, dimana manusia seharunya memaknainya dengan perubahan ke arah yang lebih baik. “Menyambut Natal harus lah dengan sukacita. Sukacita akan kelahiran Yesus Sang Juru Selamat. Sebelum menyambut Natal ada baiknya kita melakukan pertobatan agar Yesus dapat lahir di hati kita semua, hati yang suci dan bersih dari dosa,” ungkap Catri.
Ia menambahkan, merayakan Natal tidak harus dengan pesta yang berlebihan. “Untuk saya momentum natal adalah momentum untuk berbagi kasih dengan sesama, baik dalam bentuk materi atau pun hanya sekadar perhatian saja,” kata perempuan kelahiran 19 Januari 1963 itu.
Ibu Catri bercerita, dalam merayakan Natal Ia dan keluarga pergi ke gereja bersama, kemudian kumpul keluarga, dan makan bersama. “Saya berusaha menyajikan makanan kesukaan anak-anak untuk menambah sukacita dalam keluarga. Kami juga selalu berbagi kasih dengan orang-orang yang setia melayani di rumah seperti bibi dan tukang kebun dengan memberikan hadiah Natal,” tutur Ketua WKRI DPC Katedral Bogor Periode 2015-2018 ini.
(John)