Anda di sini
Beranda > Nusantara > Terima Kasih Monsinyur Michael, Teladan Kesederhanaan yang Tak Pernah Mati

Terima Kasih Monsinyur Michael, Teladan Kesederhanaan yang Tak Pernah Mati

Misa Requiem Mgr Michael Cosmas Angkur OFM di Gereja Katedral Bogor. Foto: Fransiska R Cecilia

Loading

[BOGOR] Rangkaian persemayaman, requiem, dan pemakaman Uskup Emeritus Keuskupan Bogor Mgr Michael Cosmas Angkur OFM telah selesai. Namun tentu duka dan kesedihannya masih berbekas di hati umat Keuskupan Bogor.

Memang, Uskup Michael memberikan kenangan yang begitu mendalam terkait kerendahan hati dan kesederhanaannya. Apalagi untuk umat Keuskupan Bogor, keluarga, dan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan uskup yang ditahbiskan pada 23 Oktober 1994 itu.

Hal ini juga diungkapkan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin dalam homili misa requiem. “Kesederhanaan adalah buah keteladanan Monsinyur Michael yang mengabdi sebagai seorang hamba. Ia taat kepada Tuhan dan memberikan kesaksian tentang Kristus lewat Injil yang hidup,” katanya.

Misa Requiem dipimpin langsung oleh Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur bersama Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin, Uskup Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono, Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat, Uskup Denpasar Mgr Silvester San, dan Uskup Tanjungkarang Mgr Vinsensius Setiawan Triatmojo.

Perayaan ini dihadiri ribuan orang yang terdiri dari para imam, frater, suster, bruder, dan umat Keuskupan Bogor.

Ketua KWI dan Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC membagikan pengalaman bersama Monsinyur Michael Angkur. Foto: Fransiska R Cecilla
Ketua KWI dan Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC membagikan pengalaman bersama Monsinyur Michael Angkur. Foto: Fransiska R Cecilla

Memilih Sederhana

Uskup Anton menjelaskan, Monsinyur Michael memiliki privilese untuk hidup dalam kemewahan karena jabatannya yang tinggi. “Monsinyur Michael pada saat pensiun bisa saja tinggal di Bogor dengan berbagai privilese yang membuatnya nyaman. Namun ia memilih tinggal di Labuan Bajo untuk meneruskan misinya membangun rumah pendidikan Fransiskan. Selama di Labuan Bajo Monsinyur Michael tidak segan untuk menyapu bahkan mengepel,” cerita Monsinyur Anton.

Kesederhanaan Monsinyur Michael adalah sebuah identitas diri bukan kosmetik pencitraan di media sosial. Ia benar-benar memberikan makna mendalam dari kata ‘sederhana’ sehingga dapat menjadi teladan untuk orang-orang disekitar.

“Walaupun sudah pensiun, akan tetapi semangat bermisi dan berpelayanan Monsinyur Michael tidak pernah usai. Ia bermisi di Labuan Bajo, dan bahkan pada kegiatan-kegiatan KWI pun tidak pernah absen,” tutur Uskup Bandung itu.

Monsinyur Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta memandang peti jenazah Monsinyur Michael Angkur. Foto: Fransiska R Cecillia
Monsinyur Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta memandang peti jenazah Monsinyur Michael Angkur. Foto: Fransiska R Cecillia

Tak Pernah Mati

Pada kesempatan menyapa umat, Kardinal Suharyo membagikan refleksinya terkait sesanti yang dipilih oleh Monsinyur Michael yakni “In Verbo Tuo” yang berarti “Karena Engkau yang menyuruh, aku akan menebarkan jala juga”.

“Monsinyur Michael mengajak kita meneladani Simon Petrus yang setia terhadap Tuhan dalam kondisi apapun. Monsinyur Michael mewariskan teladan yang luar biasa agar kita mau terus berproses dan setia terhadap hal-hal yang sederhana,” jelasnya.

Sebelum menuju ke pemakaman, Monsinyur Paskalis membacakan surat belasungkawa dari Paus Fransiskus yang dikirim melalui Kardinal Tagle. Sri Paus menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian Monsinyur Michael dan terus berdoa untuk keselamatan jiwanya.

“Bapa Uskup Michael, selamat jalan, terima kasih atas keteladananmu. Inilah waktunya bagi kita semua untuk meneruskan pekerjaan-pekerjaan baik yang diwariskan oleh Uskup Michael,” pungkas Monsinyur Paskalis.

Monsinyur Michael menjabat sebagai Uskup Bogor sejak 23 Oktober 1994 sampai 21 November 2013. Ia menjalani masa pensiunnya di Komunitas Santo Fransiskus Gorontalo, Labuan Bajo, Manggarai Barat. Monsinyur Michael Wafat pada usia ke-87 di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo pada Rabu, 18 Desember 2024 sekitar pukul 12.06 WITA.

Tak hanya isak tangis umat Keuskupan Bogor yang mengiringi prosesi di pemakaman Kalimulya. Langit yang sejak pagi mendung pun tak kuasa menahan duka hingga menghujani pemakaman Monsinyur Michael.

Terima kasih Monsinyur Michael, teladan kesederhanaanmu akan tetap hidup dan mewujud nyata di hati umat Keuskupan Bogor.

Penulis: Aloisius Johnsis | Editor: Agnes Marilyn

Leave a Reply

Top