Anda di sini
Beranda > Artikel > Tanpa Salib Tidak Ada Kebangkitan

Tanpa Salib Tidak Ada Kebangkitan

Loading

Renungan Paskah

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini kamu telah melakukannya untuk Aku.

Matius 25 :40

            Wanita muda berhijab itu sebut saja bernama Melati. Di balik senyumnya yang ceria gadis yang menempuh pendidikan persamaan SMU ini ternyata menyimpan masa lalu yang kelam. Melati pernah menjadi korban perdagangan manusia. Penderitaannya tak sampai disitu saja, ia tertular virus HIV/AIDS. Melati jatuh ke jurang keputusasaan.

            Untunglah, di saat ingin mengakhiri hidupnya gadis yang pintar melukis ini bertemu seorang aktivis HIV Katolik yang bernama Maria Magdalena. Ibu tunggal dengan tiga anak  yang disapa Mama Lena ini menampung Melati di rumah singgah miliknya di Tembalang, Semarang. Kebaikan dan ketulusan hati Mama Lena membangkitkan semangat hidup Melati kembali. Ia tetap semangat hidup sebagai ODHA (Orang dengan HIV/ AIDS)

            Suatu pagi yang mendung saya mengobrol dengan Mama Lena di aplikasi WhatsApp (WA). “Mama Lena, apa yang membuat Mama mau mencintai Melati dan ODHA lainnya?” tanya saya penasaran. Karyawan di Rumah Sakit Elizabeth Semarang ini berkata “Karena semua orang berharga dan berhak bahagia, apapun kondisi mereka”

            Saudaraku, melayani penderita HIV/AIDS bukan hal yang mudah. Mama Lena harus mengalami penolakan demi penolakan ketika mencari rumah untuk mereka. Mama Lena percaya Tuhan menciptakan semua orang baik adanya. Hanya seiring waktu, hidup tak semuanya berjalan dengan indah. Mama Lena tak pernah memandang masa lalu seseorang. Semuanya dirangkulnya penuh kasih. Itulah gambaran kasih Tuhan.

            Kasih Tuhan adalah kasih yang tak bersyarat. Betapa kelamnya masa lalu seseorang, Dia selalu menyambut dengan penuh kasih. Seperti Melati, kita bagaikan anak yang ‘hilang’ yang merindukan kasih Bapa. Ada kalanya pahitnya hidup membuat kita seakan tidak punya harapan. Masa depan sesuram langit malam tanpa bintang.

            Yesus mengundang kita untuk mempercayaiNya di tengah badai hidup yang kita alami. Adakalanya Dia secara ajaib meneduhkan angin dan ombak yang menerjang. Adakalanya Dia mengutus malaikatNya untuk menolong kita. Seperti Ia mengutus mama Lena menjadi sahabat bagi ODHA. Ketika keadaaan hidup kita sudah membaik, jangan lupa untuk meneruskan kebaikan Tuhan pada sesama yang mungkin sedang berbeban berat. Kepada mereka kita dapat berkata “Dunia ini indah, tersenyumlah. Tuhan mengasihimu tanpa syarat”

            Allah tidak memandang dari mana kita berasal, bagaimana keadaan kita sekarang, atau apa yang pernah kita lakukan di masa lalu. Yang terpenting bagaimana kita menanggapi kasihNya dengan iman, berbelok padaNya, memohon ampun, dan menjadi abdiNya yang setia.

            Semoga rahmat kebangkitan Kristus memampukan kita menjadi saluran berkat Allah bagi sesama dengan mencintai mereka tanpa syarat, seperti Allah yang lebih dulu mencintai kita tanpa syarat. Bahkan Ia mengutus putraNya yang tunggal untuk menyelamatkan kita. PenderitaanNya di kayu salib dan kebangkitanNya ke surga memberi kita sebuah pelajaran berharga “Tanpa salib tidak ada kebangkitan” Selamat Paskah

(Ivonne Suryanto)

Leave a Reply

Top