[SUKABUMI] Tidak ada Gereja tanpa Ekaristi, sehingga dimana ada Gereja di situ pula akan ada Ekaristi. Sebaliknya juga benar bahwa tidak akan ada Ekaristi tanpa Gereja, dan di dalam Gereja ini para imam mempunyai peranan penting menghadirkan Kristus dalam perayaan Ekaristi dan dalam perayaan sakramen lainnya.
“Misteri kehadiran Kristus di dalam Gereja secara istimewa direalisasikan di dalam Ekaristi, dimana misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus dihadirkan bagi umat, sehingga umat dapat mengambil bagian dalam buah-buah penebusan yang telah diberikan Kristus sendiri bagi kita,” kata Pimpinan Tarekat Carmelitae Sancti Eliae (CSE) Pastor Yohanes Indrakusuma CSE saat upacara Tahbisan empat imam, dua di antaranya dari tarekat CSE di Gereja Santo Yoseph, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (29/9).
Pastor Yohanes melanjutkan, penghadiran Kristus di dalam Ekaristi itu dilaksanakan oleh seorang imam atas nama Gereja yang mendapatkan mandatnya dari Kristus sendiri. Dalam Sakramen Baptis imam diberi kuasa untuk menerima seseorang menjadi anggota Keluarga Allah dan mengambil bagian dalam segala rahmat-Nya.
Apabila seseorang terpisah dari Allah karena dosanya, imam memperdamaikan kembali lewat Sakramen Tobat. Demikian juga dalam Sakramen Orang Sakit, imam mendampingi seseorang yang menderita untuk memperoleh kesembuhan dari sakitnya, atau untuk menguatkan dan mempersiapkan dia dalam perjumpaannya yang definitif dengan Kristus untuk memasuki keabadian.
Dalam Sakramen Perkawinan, imam meneguhkan pasangan itu dan menghadirkan Kristus di dalam hidup mereka sebagai tali persatuan di antara suami istri, sehingga berkat Allah dapat mengalir dalam kehidupan mereka secara melimpah.
“Itulah sebabnya, mengapa pentahbisan imam selalu merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan Umat Allah, karena para imam merupakan bagian hakiki dari struktur kehidupan Umat Allah, yaitu Gereja Para Imam menduduki suatu tempat yang amat penting dalam kehidupan Gereja dan, karena itu peristiwa pentahbisan imam juga merupakan suatu perayaan bagi umat beriman pada umumnya,” katanya.
Ratusan umat dan para Pastor di Keuskupan menghadiri Tahbisan Presbiterat atau Imam. Tahbisan yang bertepatan dengan Pesta Malaikat Agung Mikael, Gabriel, dan Rafael ini dipimpin langsung oleh Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM didampingi oleh RD Christophorus Tri Haryono Vikjen Keuskupan Bogor, RD Nikasius Jatmiko Rektor Seminari Tinggi St. Petrus dan Paulus Bandung, RP Yohanes Indrakusuma CSE Pemimpin Umum Tarekat CSE dan RD Jimmy Rampengan Pastor Paroki St. Yoseph Sukabumi.
Dua Diakon Diosesan Keuskupan Bogor dan dua Diakon Tarekat CSE yang ditahbiskan menjadi Pastor adalah Diakon Marselinus Wisnu Wardana, Diakon Bonifasius Heribertus eke, Diakon Alvares Maria CSE, dan Diakon Hieronymus a Spiritu Sancto CSE.
Mgr Paskalis berharap agar para imam tertahbis dapat menjadi citra Allah yang sejati. “Saya berharap para imam, khususnya Anda sekalian yang ditahbiskan pada hari ini dapat menjadi in persona cristi, yaitu gambar Kristus yang nyata baik di kalangan umat maupun masyarakat,” tuturnya.
Tahun Kerahiman Ilahi
Dalam homilinya Monsinyur Paskalis menjelaskan mengenai 3 tugas utama para imam, yaitu menyebarkan Injil atau kabar gembira, menggembalakan umat, dan merayakan peribadatan ilahi, yakni sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik. Uskup juga mengajak para imam serta segenap umat yang hadir untuk menanggapi ajakan Paus Fransiskus.
“Mari kita menampilkan potret Kristus yang bersukacita seperti yang dituturkan dalam ensiklik Paus Fransiskus yang pertama Evangelii Gaudium (Sukacita Injil). Kita semua juga diajak untuk menjadi umat yang berbelas kasih karena Allah pun demikian. Karena itu, Bapa Suci secara khusus mulai 8 Desember 2015 memulai tahun belas kasih atau Kerahiman Ilahi.. Kemudian dalam ensikliknya yang terakhir Laudato Si, kita diajak untuk mencintai semesta alam yang menjadi sahabat kita juga dalam perziarahan hidup di dunia ini,” paparnya.
(John/Jam)