Walaupun masih dalam suasana Pandemi Covid-19, semarak peringatan hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tidak boleh padam. Karena masa depan bangsa Indonesia tergantung dari pendidikan yang dilakukan hari ini.
Setiap 2 Mei masyarakat Indonesia memperingati hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sekaligus hari kelahiran Ki Hajar Dewantara.
Kali ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) yang baru beberapa waktu lalu diubah nomenklaturnya oleh Presiden Jokowi mengangkat tema “Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar.” Hal ini sejalan dengan program kebijakan baru yang dicanangkan oleh Menteri Nadiem untuk kemerdekaan berpikir para pelajar Indonesia.
Segera Belajar Tatap Muka
Berbincang mengenai pendidikan, mungkin banyak dari kita sudah bosan untuk belajar di rumah secara mandiri. Percayalah hal ini akan segera berakhir. Pasalnya, Kemendikbud-Ristek tengah menyiapkan skema pembelajaran tatap muka yang akan dimulai bertahap pada Juli 2021 mendatang dengan prokes yang sangat ketat.
Walaupun tidak bisa sekaligus semua siswa melakukan pembelajaran luring dalam satu hari, Menteri Nadiem telah menetapkan setidaknya 50 persen dari siswa diperkenankan untuk datang ke sekolah perharinya. Ia menekankan bahwa pembelajaran tatap muka juga bergantung atas izin dari orangtua peserta didik, jadi orangtua yang bisa memilih, apakah anaknya belajar tatap muka atau tetap PJJ dari rumah.
Kenapa sih pembelajaran harus kembali secara tatap muka? kenapa gak daring aja seterusnya? Pendidikan di rumah sangat kurang efektif bagi peserta didik. Pendidikan diharapkan bukan semata-mata untuk meraih nilai yang bagus. Tapi bagaimana agar ilmu yang kita dapat bisa berguna bagi masyarakat dan masa depan bangsa.
Pendidikan bukan hanya suatu hal formal dan wajib diikuti oleh semua orang, namun harus diikutsertakan dengan nilai moral, karakter, dan kehidupan pula. Oleh sebab itu, pembelajaran saat luring lebih efektif untuk mengajarkan pendidikan yang bukan semata keilmuan itu. Pendidikan tidak sekadar keilmuan, namun juga memberikan kualitas dalam diri.
Pelajar yang baik tahu arti pentingnya pendidikan. Demikian pula dengan makna Hardiknas yang dijadikan sebagai peringatan nasional untuk memaknai kembali pentingnya pendidikan bagi seluruh masyarakat.
Hardiknas memaknai perjuangan dan karya Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional yang membagikan ilmunya untuk mengembangkan kualitas pelajar Indonesia pada zamannya. Pelajar-pelajar umumnya memperingati Hardiknas ini dengan mengadakan upacara bendera di masing-masing sekolah.
Selain itu, terdapat beberapa perlombaan kreatif, seperti lomba pidato, membuat poster, dan lomba membuat puisi. Hari Pendidikan Nasional diharapkan menjadi hari untuk kita merenungkan kembali pentingnya pendidikan, baik sekarang maupun masa yang akan datang nanti.
Penulis: Victoria Simanjaya | Editor: Aloisius Johnsis