Anda di sini
Beranda > Mancanegara > Paus: Kedepankan Politik Melayani

Paus: Kedepankan Politik Melayani

Loading

Bertepatan dengan Hari Perdamaian Dunia, awal Januari lalu Paus Fransiskus mendorong agar para politisi mau menyelenggarakan praktik perpolitikan yang baik untuk menunjang pelayanan demi perdamaian. Hal tersebut dikatakannya melalui surat kepausan untuk menyambut peringatan ke-52 Hari Perdamaian Sedunia.

Dengan mengutip Lukas 10: 5-6, pemimpin umat Katolik sejagad tersebut mengingatkan bahwa setiap politisi ditantang untuk menjaga warga yang mereka wakili agar membentuk komunitas yang merdeka dari kekerasan dan ketidakadilan.

Dalam perikop yang ditulis Santo Lukas itu, jelas tertulis pesan Yesus ketika mengutus murid-murid-Nya. Ia berpesan agar mereka senantiasa memberikan salam damai ke rumah-rumah yang dikunjungi. Misi inilah yang diharapkan oleh Bapa Suci untuk dilakukan setiap politisi. Paus menyatakan bahwa membawa kedamaian adalah inti dari setiap misi yang dijalankan oleh para murid, misi tanpa diskriminasi maupun pembedaan lainnya. Bapa Suci juga menggambarkan betapa perdamaian bagaikan sekuntum bunga yang berjuang tumbuh di tengah-tengah bebatuan.

Tantangan Perdamaian di Tengah Dunia Politik

Bagi Paus, politik adalah alat penting yang bisa digunakan sebagai alat untuk saling melayani, membangun komunitas damai. Akan tetapi, bila politik tidak lagi dilihat sebagai perangkat pelayanan, kekuasaan hanya akan bermuara pada opresi, marjinalisasi, dan kehancuran.

Jika kegiatan berpolitik dilandaskan pada penghormatan harkat martabat manusia, niscaya kegiatan ini menjadi bentuk lain dari kasih. Menurutnya lagi, menyitir kata-kata Paus Paulus VI, “Berpolitik secara serius merupakan pengakuan adanya berkat kemerdekaan sekaligus peluang baginya untuk berbuat baik bagi kebaikan sesama.” Karena itulah setiap orang yang bekerja dalam kancah perpolitikan harus mengerti bahwa ia memiliki tanggung jawab  melayani, melindungi, dan menciptakan kehidupan masyarakat yang hidup berkeadilan.

Bagaikan pedang bermata dua, selain bertujuan untuk mensejahterakan, politik juga memiliki kelemahannya. Penyelewengan politik sebagai alat untuk menguasai telah menjadikan masyarakat hidup dalam ketidakharmonisan, korupsi, eksploitasi manusia dan lingkungan.

Kaum Muda di Dunia Politik

“Jika penyelewengan politik terus dibiarkan hanya untuk melindungi kepentingan beberapa golongan saja, kaum muda akan kehilangan kepercayaannya,” tulis Paus. Ia mendorong agar kegiatan politik juga ditujukan untuk mengembangkan talenta dan aspirasi kaum muda untuk menciptakan dunia yang damai bagi semua orang.

Belajar dari pecahnya perang dunia pertama seratusan tahun ke belakang, Bapa Suci mengingatkan bahwa kedamaian tidak akan dicapai melalui gabungan kekerasan, teror, dan intimidasi. Kedamaian hanya akan muncul apabila terdapat penghormatan pada martabat manusia, hukum, kesejahteraan bersama, maupun terhadap keberadaan alam. Moral penghormatan inilah yang seharusnya diturunkan dari generasi ke generasi.

Di akhir suratnya, Paus Fransiskus menyatakan bahwa kedamaian merupakan buah karya kegiatan politik yang mengedepankan tanggung jawab serta relasi sepadan antarmanusia.

(Ari sudana)

Leave a Reply

Top