Anda di sini
Beranda > Sajian Utama > Monsinyur Paskalis: Tahbisan Imam The Point of No Return

Monsinyur Paskalis: Tahbisan Imam The Point of No Return

Loading

[KATEDRAL] Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menyampaikan Peristiwa Agung Misa Minyak mengingatkan kepada setiap imam akan panggilan suci dari Allah berupa sakramen imamat yang telah diterimanya.

Dalam Misa yang berlangsung di Gereja Katedral, Selasa (31/3) lalu para imam mengulangi janji imamat mengartikan jika setiap imam memiliki persatuan mendalam dengan Yesus.  “The point of no return, hidup hanya mengikuti kehendak Tuhan, bukan keinginan sendiri,” kata Monsinyur.  Disampaikan Uskup, bersatu dengan Yesus memiliki konsekuensi, merasakan senasib dan sepenanggungan dengan Gereja Kristus.  Bukan hanya berpikir sama dengan Kristus, merasakan seluruh hati dan pikiran jiwa seperti Yesus Kristus.  Para imam hendaknya menyadari jika mereka memiliki peran sebagai imam, raja dan nabi yang dijalankannya karena cintanya kepada Kristus dan gereja.  “Inilah yang harus dijiwai dalam diri imam dan Uskup juga,” tandas Monsinyur.

Digambarkan Monsinyur, Yesus Kristus telah memberikan dirinya sebagai pemimpin sehingga para imam harus berbuat menjadi pemimpin yang diharapkan oleh gereja, bukan pemimpin berdasarkan keinginan pribadi.  Tiga hal pokok pemimpin yang diharapkan gereja, sambung Uskup yang pertama adalah pemimpin yang diurapi dan dicurahi roh Tuhan ke dalam dirinya.  Oleh sebab itu para imam hendaknya menjalankan tugas-tugas sesuai dengan kehendak Tuhan bukan roh kedagingannya.  Imam harus berani meninggalkan keinginan pribadi dan berfokus kepada Tuhan yang mengemban tugas perutusan yang mewarnai wajah gereja Kristus.  Yang kedua, ia adalah orang yang siap diutus sesuai dengan kehendak Tuhan.  Menyandang corang missioner, bergerak keluar dari diri sendiri, semata-mata bagi panggilan sebagai gembala gereja Allah.  “Setiap imam siap untuk ditempatkan dimana pun sebagai ladang karya-karya mereka sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Uskupnya,” katanya.

Sikap pemimpin yang ketiga adalah seorang imam berarti mewartakan Injil, membawa kabar sukacita.  Kabar bahwa Allah tidak penuh meninggalkan umatNya.  Imam dan umat tidak akan dibiarkan menderita sendiri, justru dengan kehadiran Yesus di tengah dunia, membawa penderitaan manusia ditanggung oleh Kristus karena kasihNya yang besar untuk umat manusia.  Uskup minta agar para imam menjadi teladan.

(YC)

Leave a Reply

Top