Tugas seorang imam itu memimpin bukan menguasai. Demikian dikatakan Uskup Bogor Monsinyur Paskalis Bruno Syukur dalam Perayaan Tahbisan di Gereja BMV Katedral Bogor.
Keuskupan Bogor bersukacita. Bertepatan dengan Hari Raya Semua Orang Kudus Keuskupan Bogor menggelar Tahbisan Presbiterat, Minggu (1/11) pukul 10.00 WIB. Perayaan yang dilaksanakan secara tertutup dan dengan protokol kesehatan yang ketat ini menahbiskan 3 orang diakon. Mereka adalah Diakon Yohanes Anggi Witono Hadi, Diakon Fransiskus Joko Umbara, dan Diakon Petrus Sunusmo Galih Widodo.
Lebih lanjut Monsinyur Paskalis mengatakan, “Kita kadang-kadang digoda oleh egoisme para imam sehingga kadang-kadang menjadi penguasa. Tapi peristiwa tahbisan ini mengingatkan kita semua untuk menjadi pemimpin dalam semangat kerendahan hati.”
Walaupun tidak dibuka untuk umum, umat Keuskupan Bogor tetap dapat menyaksikan peristiwa sejarah ini secara live streaming melalui kanal BMV Production.
Perayaan ini dipimpin oleh Uskup Bogor Monsinyur Paskalis Bruno Syukur OFM, Rektor Seminari Tinggi St. Petrus dan Paulus RD Nikasius Jatmiko, dan Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor RD Paulus Haruna. Hadir keluarga para tertahbis bersama belasan imam Keuskupan Bogor.
Revolusi Kelemahlembutan
Monsinyur Paskalis juga menjelaskan ajakan Paus untuk menciptakan revolusi kelemahlembutan. “Kita membimbing umat dengan semangat mengampuni. Pelayanan kita harusnya membawa kesembuhan batin, bukan sebaliknya menciptakan luka-luka batin karena kekasaran sikap ataupun kata-kata kita,” tegasnya.
Seorang imam harus memberi teladan sebagai pemimpin. Jangan terjebak menjadi penguasa dan menjalankan tugas dengan seenaknya, padahal sejatinya imam adalah pelayan yang melayani umat pada saat apapun.
Menggantikan 3 Imam yang Pulang ke Rumah Bapa
Tahun ini Keuskupan Bogor kehilangan 3 imam yang harus pulang ke rumah bapa, Mereka adalah Pastor Yatno, Pastor Gatot, dan Pastor Sumardyo. “Walaupun demikian, kasih setia Allah tidak pernah berakhir. Menuju akhir tahun, kita mendapatkan 3 imam baru sehingga genap kembali jumlah Imam Diosesan Bogor sebanyak 70 orang,” ujarnya.
Pastor Anggi mewakili teman-temannya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang berkenan mendukung dan mendoakan sehingga bisa sampai kepada Tahbisan Presbiterat. “Pandemi Covid-19 adalah wabah yang mendunia. Semoga julukan Imam Pandemi bisa kami ubah bukan sakit yang mendunia, tetapi kasih yang mendunia,” pungkasnya.
Mengakhiri Perayaan Tahbisan, Bapa Uskup mengumumkan penugasan ketiga imam baru. “Sementara ini ketiga imam baru akan kembali ke tempat pastoral sebelumnya. Nanti pada Januari akan mendapat perutusan baru bersama rekan-rekan imam yang lain,” pungkasnya.
(AJ)