Karantina dan physical distancing sudah menjadi hal yang umum dalam beberapa kurun waktu hampir satu bulan terakhir. Semua hal dilakukan di dalam rumah, seperti bekerja, belajar, bahkan beribadah pun juga terpaksa dilaksanakan di rumah.
WHO telah mengganti frasa social distancing menjadi physical distancing dikarenakan menjaga jarak merupakan langkah penting dalam mencegah penularan virus corona, tetapi sesama manusia harus tetap saling terhubung secara virtual. Manusia yang sejatinya merupakan makhluk sosial dapat menerima efek pada kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, mudah marah, hingga gangguan tidur dan depresi.
Hal-hal yang sangat dinamis saat karantina ini dapat memicu masalah kesehatan mental, seperti ketakutan yang berlebihan, frustrasi, kebosanan, kesepian, kurangnya bahan pokok, kurangnya informasi (atau kebanyakan informasi), atau kondisi finansial yang menurun. Masalah ini tidak hanya berefek pada orang yang telah memiliki masalah kesehatan mental sebelumnya, tetapi dapat berdampak pada orang-orang yang sehat secara mental.
Apa yang bisa dilakukan?
Kepastian mengenai kapan karantina ini akan berakhir masih belum ada, sehingga setiap individu perlu menemukan cara-cara yang dapat menjaga kesehatan mental dalam kondisi stabil. Saran kegiatan berikut dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan juga fisik.
- Rutinitas – Menyapu rumah, mencuci perabotan dapur, mandi 2x sehari, dan hal lainnya yang dapat ditulis dalam to-do list sehingga setiap harinya ada hal-hal yang bisa dicapai sehingga ada perasaan normal dan produktif
- Menjaga kesehatan tubuh – Makan makanan yang sehat, istirahat yang teratur dan cukup, serta olahraga teratur yang meliputi berjemur di pagi hari, peregangan, indoor workout, dan meditasi diri.
- Tetap terhubung dengan sesama – Teknologi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghubungi teman, rekan, dan keluarga melalui pesan, telepon, dan panggilan video yang sekarang paling sering digunakan.
- Membatasi berita – Tetap up to date dengan informasi dari sumber yang terpercaya, tetapi hal ini dan media sosial perlu dikurangi sehingga mereduksi kemungkinan perasaan overwhelmed.
- Membantu sesama – Hal ini dapat dilakukan dari jarak jauh seperti mengumpulkan donasi untuk sesama atau membantu suplai APD kepada tim medis. Memberikan pesanan untuk ojek online pun dapat menjadi pilihan.
- Berdoa – Penguatan iman bagi diri kita sendiri dan sesama sangatlah diperlukan. Berdoa bersama keluarga selain menguatkan, dapat meningkatkan hubungan harmonis antar anggota keluarga.
Selain mencegah penyebaran virus, hal-hal di atas jika dilakukan memberikan perasaan yang berarti bagi kita sendiri. Tidak lupa melakukan sesuatu demi orang lain, yang merupakan vitamin ampuh bagi kesehatan mental.
(Alexander Josep Ones/AJ)