[SUKASARI] Dalam rangka HUT ke-25, Seksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari menggelar seminar jurnalistik bertajuk “Membangkitkan Gairah Menulis”, Sabtu (23/4). Seminar ini dihadiri oleh perwakilan wilayah-wilayah yang ada di Paroki St. Fransiskus dengan harapan nantinya dapat berkontribusi untuk majalah Berita Paroki. Seminar dibagi menjadi 3 bagian yaitu penulisan yang dibawakan oleh Ignatius Herjanjam (Pemimpin Redaksi Berita Umat dan Wartawan Suara Pembaruan), fotografi yang dibawakan oleh Sofyansyah (Wartawan Foto Radar Bogor dan Jawa Pos), dan Ilustrasi yang dibawakan oleh Yonky Suikhiong (Ilustrator Berita Umat dan Media Nasional).
Dalam seminar ini, Ignatius Herjanjam narasumber untuk penulisan lebih fokus kepada makna dan penjelasan berita. Adapun unsur layak berita yang dapat dimuat media massa adalah akurat, lengkap, adil, berimbang, objektif, ringkas, jelas, dan aktual. Berita yang baik juga biasanya mengandung berbagai nilai yaitu memiliki dampak yang besar bagi masyarakat/ pembaca (consequnce), aktualitas (timeliness), kedekatan (proximity), keterkanalan (prominence), dan human interest.
Ia juga menambahkan bahwa teori-teori yang telah disampaikan tidak akan berguna jika tidak dipraktikan. “Mulailah menulis, itu yang terpenting agar teori-teori ini dapat diaplikasikan oleh anda sekalian,” tutur Pemred Majalah Berita Umat Katedral itu. Selanjutnya ia menjelaskan mengenai fungsi berita yaitu, memberi informasi, edukasi, hiburan, kontrol sosial, dan mempengaruhi.
Sesi kedua yang dibawakan Sofyansyah diisi dengan sharing pengalamannya menjadi wartawan foto selama ini. Ia menjelaskan bahwa saat ini teknologi sudah semakin canggih dan setiap orang bisa memotret foto untuk media. “Saat ini kita kenal citizen journalist, media sudah bukan hanya milik wartawan profesional saja, namun juga milik warga,” jelasnya
Seminar ini ditutup dengan materi kartun yang disampaikan oleh Yongky Suikhiong. Ilustrator berbagai media itu menjelaskan bermacam-macam jenis kartun seperti kartun murni hingga komik. Ia juga memberikan praktik menggambar serta mengajak peserta yang hadir untuk ikut menggambar katun. “Menggambar itu tidak sulit, yang penting mau terus belatih,” kata Yongky.
(John)