Pandemi virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini memang sungguh meresahkan bahkan merugikan banyak pihak. Tak hanya pemerintahan saja yang kewalahan tapi para pekerja juga kewalahan karena harus dipaksa beradaptasi dengan work from home. Para tenaga pendidik pun merasa kebingungan karena tak terbiasa dengan sistem daring (online), belum lagi para siswa/i hingga mahasiswa yang merasa tak adil karena diberikan segudang tugas. Awalnya mungkin memang merasa seperti mendapatkan golden ticket untuk berdiam diri di rumah, tapi kenyataannya bukan berdiam diri malah kerja keras tiada henti untuk menyelesaikan berbagai tugas dan tanggung jawab.
Bila kita melihat garda terdepan yang kita miliki yaitu para pahlawan medis, ada air mata yang tak sanggup keluar ada rasa cemas yang merasuk dada. Seiring dengan garda terdepan yang mulai berguguran angka terinfeksi dan kematian meningkat. Tentu sebagai masyarakat Indonesia melihat semua peristiwa itu terjadi, ada rasa dalam diri kita ingin ikut terjun langsung dan terlibat. Tapi apa yang bisa kita lakukan sebagai kaum awam yang tidak akrab dengan dunia medis.
Pertama, kita bisa ikut terlibat aktif dalam gerakan #dirumahaja sesuai dengan anjuran pemerintah. Buat kalian yang tidak dapat #dirumahaja karena tuntutan pekerjaan kalian juga bisa loh menerapkan physical distancing atau #jagajaraksejenak.
Untuk apa mengurung diri di dalam rumah? Atau untuk apa kita jaga jarak dengan orang lain? Sederhana, untuk membantu garda terdepan kita, bila kita tidak dapat berkontribusi banyak kita hanya cukup menaati kebijakan yang ada. Dampak positif yang ditimbulkan dari #dirumahaja dan #jagajaraksejenak ialah kita dapat meredam dan meminimalisir penyebaran virus Corona. Selain itu karena kita tidak beraktivitas secara aktif di luar rumah, secara tidak langsung kita mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi setiap hari. Dengan penurunan kepadatan lalu lintas dan aktivitas masyarakat di luar rumah, membuat tingkat polusi juga ikut menurun sehingga langit terlihat lebih cerah.
Kedua, kamu bisa berdonasi yang disediakan banyak influencer ataupun gerakan yang terpercaya. Keuskupan Bogor sendiri juga membuka donasi yang ditujukkan bagi mereka yang terkena dampak pandemi ini. Mereka yang terdampak dari aspek kesehatan maupun ekonomi yang menurun karena tidak dapat bekerja dari rumah. Dana yang terkumpul akan disalurkan kepada lembaga Caritas Keuskupan Bogor dan Impact yang diinisiasi oleh dua OMK Paroki Sukasari. Dengan berdonasi mulai dari Rp 10.000,- kita dapat saling menjaga dan membantu walaupun hanya di rumah saja mari kita jalan bersama untuk meringankan beban sesama. Untuk info lebih lanjut bisa langsung mengunjungi laman https://kitabisa.com/campaign/omklawancorona.
Ketiga, kita bisa lebih sering mencuri-curi kesempatan untuk memperdalam hobi di tengah kesibukkan yang ada. Mengambil jeda sejenak dari hingar bingar dunia, serta sibuknya kita karena tanggung jawab yang dipikul.
Pandemi yang kita alami saat ini memang terlihat menyeramkan bagaikan adegan yang tak nyata, tapi kali ini menjadi nyata. Mari kita saling menjaga sesama dengan mengikuti imbauan yang diberikan oleh pemerintah, kini waktunya berkontribusi bagi Negeri yang kita tinggali. Kita saling menguatkan dengan selalu bersyukur dan melihat segala sesuatu dari berbagai sisi yang berbeda dan kita ambil sisi positifnya. Karena pada akhirnya hidup bukan hanya soal durasi, tapi juga kontribusi.
Aku bisa, kita bisa, Indonesia bisa.
(Agnes Marilyn/AJ)