
[KATEDRAL] Dekorasi khas acara istimewa yang didominasi warna merah tampak tersusun apik nan cantik di posisinya masing-masing. Satu per satu aktivis yang pernah berkontribusi bagi gerejanya mulai berdatangan ke gedung aula BPK lantai 2 pada Rabu (8/12) Malam. Usia memang sudah memasuki masa senja tetapi kenangan tentang gereja yang masih terus berdiri kokoh hingga saat ini berkat buah manis perjuangannya masih terpatri jelas. Puluhan aktivis berkumpul di acara jumpa sesepuh terlihat meluapkan rasa rindunya ketika bertemu rekan seperjuangan. Rasa bahagia dan haru menyelimuti atmosfer perjumpaan singkat namun penuh makna.
Jumpa sesepuh merupakan bagian dari rangkaian acara 125th Gereja Katedral Bogor turut dihadiri Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM, Vikaris Jenderal RD Yohanes Suparta, RD Dominikus Savio Tukiyo, RD Ignatius Heru Wihardono, RD Yohanes Driyanto, RD Paulus Haruna, RD Paulus Piter dan RD Agustinus Nanang Wimbodo.
Semarak 125th Gereja Katedral Bogor memang memberikan perhatian kepada banyak segmen usia, mulai dari BIA, BIR, OMK, dan dewasa. Lansia juga menjadi salah satu perhatian khusus sehingga diberikan waktu spesial pada puncak acara pada awal Desember 2021 lalu. Para lansia sejatinya juga adalah para aktivis yang berkontribusi begitu besar dalam pembangunan Gereja Katedral Bogor pada masanya.

Pastor Paroki Katedral RD Paulus Haruna merasa senang saat menyapa para lansia. “Hari ini kita merayakan begitu banyak peristiwa mulai dari pesta nama, misa syukur, pelantikan dewan paroki, dan jumpa sesepuh saat ini. Puji syukur Semarak 125th dapat berjalan dengan lancar dan mencapai puncaknya pada Desember 2021 ini. Terima kasih karena telah berkarya bagi gereja kita dan menjadi para aktivis di masa yang lalu,” ungkapnya.
Senada dengan Romo Haruna, Ketua Panitia Mikael Agus Muhardi juga merasa senang dapat kembali berjumpa dengan para senior. “Saya senang sekali malam ini dapat kembali berjumpa dengan para senior dan guru saya dalam berpelayanan di paroki ini. Semoga kita dapat terus peduli dan berkontribusi menjadi pendoa yang baik untuk Gereja Katedral tercinta,” tuturnya.
Melalui wawancara salah satu sesepuh Johanna Fransisca Soeprihati (75) mengungkapkan perasaan bahagianya sekaligus terharu. “Tidak menyangkan gereja masih memperhatikan para aktivis terdahulu meskipun sudah tidak ada kekuatan lagi untuk melayani secara maksimal. Kami sebagai sesepuh merasa sangat dirangkul dan disapa kembali melalui acara ini,” katanya.
Maria Theresia Lantang Luntungan (68) juga berpesan agar semoga ke depannya setiap ada acara besar gereja para sesepuh dapat terus dilibatkan. “Semoga ke depannya kami para sesepuh dapat terus dilibatkan di acara besar gereja agar dapat terus mempererat tali persaudaraan. Karena apa yang dilakukan oleh para sesepuh merupakan teladan dan inspirasi dalam kehidupan menggereja untuk generasi penerus saat ini,” jelasnya.

Malam itu kegembiraan luar biasa sungguh dirasakan oleh para sesepuh, bahkan tak sedikit sesepuh yang tidak ingin mengakhiri perjumpaannya. Walaupun masih di suasana serba sulit Pandemi Covid-19 acara dapat berlangsung dengan lancar.
Terima kasih para sesepuh, tetap sehat, dan doakan terus Gereja Katedral tercinta.
Penulis: Agnes Marilyn | Editor: Aloisius Johnsis