
Memang sejak sebelum dilantiknya DKP BMV Katedral memiliki banyak pekerjaan rumah yang banyak dan harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Mulai dari masalah kekaryawanan, koordinasi keamanan dan parkir, sampai dengan sarana prasarana yang perlu dibenahi.
Kerja-kerja DKP ini sering kali luput dari perhatian umat, karena memang sifatnya bukan kegiatan pastoral namun lebih ke operasional paroki keseharian. Pun demikian, karya pelayanan DKP bisa dikomplain langsung oleh umat karena terasa dampaknya sebut saja gambar projector yang jelek, WC yang kotor, taman yang berantakan, atau karyawan yang terlihat tidak bekerja dengan maksimal.
Oleh karena itu sejak dilantiknya DPP DKP Periode 2025-2027, Romo Haruna berharap banyak agar masalah-masalah yang ada dapat terselesaikan. “Begitu banyak permasalahan di paroki kita, seakan-akan kita mulai dari nol. Akan tetapi dengan armada yang lengkap saat ini saya percaya DKP dapat menanganinya dengan baik,” ucapnya.
Menjawab harapan Romo Haruna, Wakil Ketua DKP Agus Muhardi menceritakan proses di internal pengurus dewan. “Sejak Oktober 2024, tepatnya 2 bulan sebelum dilantik, kami sudah bekerja. Hampir setiap malam kami rapat melakukan berbagai perapihan mulai dari kekaryawanan, koordinasi keamanan dan parkir dengan pusat pastoral dan sekolah Budi Mulia, sampai dengan pembenahan sarana dan prasarana. Kalau kita melihat grup WA sarana dan prasarana itu ratusan chat masuk setiap hari baik melaporkan kerusakan ataupun yang sudah diperbaiki,” paparnya kepada Berita Umat.

Sinergisitas Karyawan
Dewan Keuangan memulai langkahnya dengan membenahi kekaryawanan. Pembenahan mulai dari administrasi sampai dengan deskripsi tugas yang jelas. “Kami membuat kesepakatan kerja agar apa yang menjadi hak dan kewajiban jelas hitam di atas putih. Kemudian kami juga melengkapi karyawan dengan jadwal tugas agar tidak bingung mau mengerjakan apa dalam kesehariannya,” ungkap Endira Artanto, Koordinator Bidang Kepegawaian dan Umam DKP BMV Katedral.
Briefing seluruh karyawan paroki dilaksanakan pada Senin (13/1) pagi. Selain sebagai sarana silaturahmi di awal 2025, pada kesempatan ini juga disosialisasikan berbagai aturan baru seperti tata tertib, jadwal kerja, dan penerapan finger print untuk menghitung kehadiran.
Artanto melanjutkan, berbagai aturan baru dibuat dan diperjelas untuk memaksimalkan pelayanan kepada umat. “Kami berterima kasih kepada teman-teman karyawan yang sudah setia mengabdi kepada Paroki Katedral. Sekarang kami membuat aturan, jadwal kerja, dan penerapan finger print agar pelayanan kita kepada umat lebih profesional lagi ke depannya,” jelasnya.
Para karyawan diharapkan dapat bekerja dengan baik dan menjadi bagian yang utuh sebagai keluarga dari Paroki BMV Katedral Bogor. “Mari jalan bersama, kita melayani umat bersama-sama,” ajak Romo Haruna.

Peningkatan Layanan Keamanan dan Parkir
Komunikasi dan koordinasi juga dibangun antara Paroki Katedral dan Sekolah Budi Mulia serta Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Bogor, Kamis (16/1) siang. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kerja sama keamanan dan perparkiran baik untuk umat paroki maupun anak-anak di sekolah.
Hadir Pimpinan Komunitas Bruder Alexius Kasta Ginting BM, Kepala SD Budi Mulia Bruder Christopher BM, Kepala SMP Budi Mulia Serafina Christiani, Kepala SMA Budi Mulia Nova Yasinta Taroreh, dan Sekretaris Keuskupan Bogor RD Marselinus Wisnu.
Pertemuan yang dimoderasi oleh Agus Muhardi ini menghasilkan kesepakatan bersama terkait koordinasi keamanan dan perparkiran yang harapannya dapat meningkatkan pelayanan kepada umat dan anak sekolah.
Keesokan harinya Para satpam dan juru parkir dari 3 komunitas tersebut dikumpulkan untuk melakukan briefing bersama. Pada kesempatan ini dipaparkan kembali tugas dan fungsi dari masing-masing bagian untuk mendukung keamanan dan perparkiran.
“Perbedaan pendapat adalah hal yang sangat wajar. Akan tetapi komunikasi kita beberapa hari terakhir menunjukkan kita adalah satu keluarga di Kompleks Kapten Muslihat 22. Semua dinamika yang terjadi dalam proses komunikasi 3 komunitas ini adalah baik dan harus kita jalin secara rutin untuk meningkatkan pelayanan kita baik di sekolah maupun di gereja,” pinta Agus Muhardi.

Pembenahan Sarana dan Prasarana
Paralel dengan semua proses yang ada, Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana tak pernah berhenti bekerja. “Laporan kerusakan setiap hari selalu ada yang masuk. Kami mencoba menyelesaikannya satu per satu sesuai dengan skala prioritas yang ada,” tutur Agus Susanto, Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana DKP.
Untuk Gedung Gereja berusia lebih dari 100 tahun tentu perbaikan sarana dan prasarana menjadi faktor penting yang menunjang karya pelayanan gereja terhadap umat. Apalagi Paroki Katedral memiliki 3 gedung yakni Gedung Gereja, Gedung Paroki, dan Gedung St. Maria yang sama-sama aktif digunakan umat untuk berkegiatan setiap harinya.
Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana mencoba menginventarisir berbagai kerusakan yang perlu diperbaiki. Adapun berbagai perbaikan dan pembenahan yang telah dilakukan seperti taman samping gereja, atap gedung paroki, kanopi Gedung Maria, kamar tamu pastoran, dapur pastoran, dan masih banyak lagi.
Penulis: Aloisius Johnsis | Editor: Bernadus Wijayaka