[KATEDRAL] Bagi umat Katolik, kandang atau gua Natal merupakan simbol yang menghidupkan kembali peristiwa kelahiran Yesus di Betlehem. Begitulah refleksi dalam misa Natal anak tahun ini.
Misa Natal anak (25/12) Rabu pagi menjelang siang pukul 11.00 WIB, dipimpin oleh RD Thomas Peng An. Misa diawali dengan perarakan patung bayi Yesus menuju ke palungan yang berada di samping altar.
Dalam homili Romo Peng An, sapaan akrabnya, mengajak anak-anak untuk kembali mengarahkan pandangan ke kandang Natal. Pada momen itu, anak-anak ditanya tentang di mana bayi Yesus dilahirkan. Anak-anak pun dengan antusias menjawab bayi Yesus dilahirkan di kandang domba, bukan di rumah penginapan ataupun di suatu tempat yang mewah.
Romo Peng An juga mengajak dua frater untuk maju ke depan. Dua frater yang maju ke depan itu diminta untuk menjadi Bunda Maria dan juga Yusuf. Tentu saja hal itu mengundang tawa anak-anak yang hadir. Frater lalu memperagakan bagaimana bayi Yesus akhirnya dilahirkan di kandang domba, karena tidak ada kamar penginapan kosong untuk Bunda Maria bersalin.
Romo kemudian menyampaikan pertanyaan untuk anak-anak, “Apakah kita sudah menerima Yesus? Bagaimana jika kita seperti pemilik penginapan yang menolak untuk membantu Bunda Maria dan Yusuf?”
Romo Peng An kembali bertanya, “di mana saat ini Yesus berada?” Banyak jawaban yang muncul dari anak-anak yang hadir, tetapi Romo berkata, “di hati kalian. Biarkan Yesus ada dan hidup di hati kalian.”
Misa berjalan dengan lancar hingga akhir. Bingkisan Natal pun dibagikan untuk anak-anak yang sudah berani mengikuti misa secara mandiri di dalam gereja.
Penulis: Christiana Asabellina Nathalie | Editor: Aloisius Johnsis