Anda di sini
Beranda > Sajian Utama > Bersatu Demi Indonesia yang Adil, Patuh, dan Sejahtera

Bersatu Demi Indonesia yang Adil, Patuh, dan Sejahtera

Loading

Semarak 125th Gereja Katedral Bogor

[KATEDRAL] Masih dalam rangkaian acara Semarak 125 Tahun Gereja Katedral Gelar Wicara bertajuk ‘76 Tahun Indonesia Merdeka, Sejauh Mana Peran Kita?’ diselenggarakan pada Selasa (17/8) malam. Acara Gelar Wicara dimulai sejak pukul 19.00 WIB, dan disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube BMV Production.

Gelar Wicara yang dimoderasi oleh Ketua Seksi Kerawam Paroki BMV Katedral Johanes Achmar mengundang Peneliti LIPI dan Penggiat Kerawam Albert Husein Wawo, Ketua Komisi Hubungan Antaraagama dan Kepercayaan Keuskupan Bogor RD Dionnysius Manopo, dan Ketua Seksi Hubungan Antaraagama dan Kepercayaan Paroki BMV Katedral Reginal R. Capah.

Dalam Sambutannya Pastor Paroki Katedral RD Paulus Haruna menyampaikan pentingnya patuh pada protokol kesehatan. “Pada Masa Pandemi Covid-19 turut hadir para relawan seperti TNI, POLRI, dan para tenaga kesehatan sebagai garda terdepan untuk menyampaikan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi untuk masyarakat Indonesia,” ujar Pastor Haruna.

Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, Indonesia Patuh

Pada kesempatan ini Albert Husein Wawo menceritakan bagaimana pengalamannya sebagai orang Katolik yang memberikan warna dalam hidup bermasyarakat. “Dalam hidup bermasyarakat kita harus saling menolong, saling membantu, dan hidup dalam dengan yang berbeda,” tuturnya.

Menurut Reginal R. Capah dengan moto HUT ke-76 RI yang telah digaungkan maka segala sesuatu harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. “Moto Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh. Artinya ketika kita menjalankan hidup dan melaksanakan suatu kegiatan haruslah dengan sungguh, dan sesuai dengan yang minat kita agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.

Pada penghujung acara Pastor Dionnysius Manopo juga berpesan untuk terus saling bekerja sama dalam melaksanakan kewajiban sebagai umat Katolik dan masyarakat Indonesia. ”Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan berikanlah kepada Allah yang menjadi hak Allah. Artinya adalah setiap umat Katolik dan masyarakat Indonesia sebaiknya tidak hanya meminta, menuntut dan mementingkan diri sendiri atau hanya sekelompok tertentu. Melainkan saling bekerja sama untuk melaksanakan yang menjadi kewajiban sebagai umat Katolik dan masyarakat Indonesia sehingga dapat menciptakan Indonesia yang adil, taat, dan sejahtera,” tukasnya.

Gelar wicara yang digelar dalam suasana kemerdekaan yang kental turut dimeriahkan oleh beberapa penampil. Pembukaan oleh para Suster RGS, FMM, dan Bruder BM yang membawakan lagu Berkibarlah Bendera Negeriku, penampilan selingan sesi oleh Pastor Nanang dan Pastor Piter dengan lagu Pancasila Rumah Kita, dan ditutup dengan medley lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Indonesia Jaya oleh Victor dan Auryn.

Penulis: Gregorius Galih | Editor: Agnes Marilyn

Leave a Reply

Top