[BOGOR] Perempuan itu lahir untuk menjadi pejuang, petarung, dan pekerja keras. Demikian dikatakan Pastor Paroki BMV Katedral Bogor RD Paulus Haruna dalam misa HUT ke-97 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Sabtu (26/6) sore.
Perayaan terasa berbeda, karena hanya dihadiri kurang dari 10 orang di dalam gereja. Hal ini terjadi karena status zona merah Kota Bogor dalam peta Pandemi Covid-19. Akan tetapi, para anggota WKRI tetap dapat mengikuti perayaan ini melalui secara live streaming melalui kanal Youtube BMV Production. Tercatat sekitar 140 perangkat terhubung secara daring saat perayaan berlangsung.
Dalam homilinya Pastor Haruna membahas tentang kehebatan para wanita. “Pada saat saya membuat renungan untuk sore hari ini saya menemukan jati diri asli para perempuan. Secara alami para perempuan itu lahir untuk menjadi pejuang, pekerja keras, petarung dan tangguh,” ujarnya.
Lebih lanjut Pastor Haruna menjelaskan, ada 10 Bukti bahwa tugas perempuan terutama ibu rumah tangga lebih berat dibandingkan dengan presiden, yaitu
- Tugas menyusui mungkin merupakan pengalaman pertama seorang perempuan ketika sudah menikah dan itu terjadi secara alami.
- Kegiatan di bilik kamar mandi, kegiatan yang paling sulit dilakukan karena harus meninggalkan anak yang masih kecil walaupun hanya sebentar saja.
- Bangun di pagi hari untuk mempersiapkan kebutuhan keluarganya.
- Pakaian yang biasa dipakai terasa sempit saat setelah melahirkan.
- Seorang ibu rumah tangga harus bersedia menutupi perilaku kurang berkenan dihadapan orang lain yang diperbuat oleh seorang anak.
- Kurangnya waktu untuk beristirahat.
- Ibu rumah tangga juga harus menyuapi anak dan tugas itu tidaklah mudah untuk dilakukan.
- Harus menahan marah apabila pekerjaan yang sebelumnya sudah selesai dikerjakan lalu kemudian dibuat berantakan oleh anak maupun orang yang berada di rumah.
- Seorang Ibu rumah tangga rela menahan sakit pada waktu menjaga salah satu anggota keluarga yang sedang sakit.
- Sering dihadapkan oleh perilaku anak yang belum mengerti mana yang barang berharga dan mana barang yang tidak berharga.
Pada penghujung homilinya Pastor Haruna berpesan, “Supaya menjadi ibu-ibu yang tangguh, kokoh, pekerja keras dan kita yakin bersama Kristus kita mendapatkan kehidupan.”
Penulis: Gregorius Galih | Editor: Aloisius Johnsis