Anda di sini
Beranda > Mancanegara > Selamat Datang Paus Leo XIV

Selamat Datang Paus Leo XIV

Paus Leo XVI. Foto: Vatikan Media

Loading

[VATIKAN] Pada hari kedua Konklaf, beberapa saat setelah keluar asap putih dari cerobong Kapel Sistina, dari loggia utama Basilika Santo Petrus, Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti mengucapkan formula “Habemus Papam,” menyampaikan kepada kota Roma dan seluruh dunia kabar terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV.

Paus Kedua dari Benua Amerika

Robert Prevost, yang kini menjadi Paus Leo XIV, merupakan Paus  pertama dari Ordo St. Agustinus, dan Paus kedua dari benua Amerika setelah Paus Fransiskus. Namun berbeda dengan Jorge Mario Bergoglio, Robert Francis Prevost yang kini berusia 69 tahun berasal dari Amerika bagian utara, meskipun ia menghabiskan banyak tahun sebagai misionaris di Peru sebelum terpilih sebagai pemimpin Ordo St. Agustinus selama dua periode berturut-turut.

Paus Pertama dari Ordo St. Agustinus

Uskup Roma yang baru ini lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, dari pasangan Louis Marius Prevost (keturunan Prancis dan Italia) dan Mildred Martínez (keturunan Spanyol). Ia memiliki dua saudara laki-laki, Louis Martín dan John Joseph.

Ia menjalani masa kecil dan remajanya bersama keluarga, dan belajar pertama kali di Seminari Menengah milik para Imam Agustinus, kemudian melanjutkan ke Universitas Villanova di Pennsylvania, di mana ia meraih gelar Matematika pada tahun 1977 dan juga mempelajari Filsafat.

Pada 1 September tahun yang sama, ia masuk novisiat Ordo Santo Agustinus (O.S.A.) di Saint Louis, Provinsi Our Lady of Good Counsel di Chicago, dan mengucapkan profesi pertamanya pada 2 September 1978. Ia mengikrarkan kaul kekalnya pada 29 Agustus 1981.

Ia menempuh pendidikan teologi di Catholic Theological Union, Chicago. Pada usia 27 tahun, ia dikirim ke Roma untuk belajar Hukum Kanonik di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Angelicum). Di Roma, ia ditahbiskan sebagai imam pada 19 Juni 1982 di Kolese Agustinus Santa Monika oleh Uskup Agung Jean Jadot, yang saat itu menjabat sebagai Pro-Presiden Dewan Kepausan untuk Urusan Non-Kristen (sekarang menjadi Dikasteri untuk Dialog Antaragama).

Ia memperoleh lisensiatnya pada tahun 1984, dan tahun berikutnya—sambil menyelesaikan disertasi doktoralnya—ia dikirim ke misi Agustinus di Chulucanas, Piura, Peru (1985–1986). Pada 1987, ia mempertahankan disertasi berjudul “Peran Prior Lokal dalam Ordo Santo Agustinus” dan kemudian diangkat sebagai direktur panggilan dan direktur misi Provinsi Agustinus “Mother of Good Counsel” di Olympia Fields, Illinois, AS.

Misi di Peru

Tahun berikutnya, ia bergabung dengan misi di Trujillo, Peru, sebagai direktur proyek formasi bersama bagi para calon Agustinus dari vikarisat Chulucanas, Iquitos, dan Apurímac.

Selama sebelas tahun, ia menjabat sebagai prior komunitas (1988–1992), direktur formasi (1988–1998), dan pengajar bagi anggota yang telah mengikrarkan kaul (1992–1998). Di Keuskupan Agung Trujillo, ia menjabat sebagai vikaris yudisial (1989–1998) dan dosen Hukum Kanonik, Patristik, dan Teologi Moral di Seminari Tinggi “San Carlos y San Marcelo.” Di saat yang sama, ia juga diberi tanggung jawab pastoral di Gereja Bunda Maria Bunda Gereja—yang kemudian menjadi Paroki Santa Rita (1988–1999)—di wilayah miskin pinggiran kota, dan menjadi administrator paroki Our Lady of Monserrat dari 1992 hingga 1999.

Pada 1999, ia terpilih sebagai Prior Provinsial dari Provinsi Ordo St. Agustinus “Mother of Good Counsel” di Chicago, dan dua setengah tahun kemudian, Kapitel Jenderal Ordo Agustinus memilihnya sebagai Prior Jenderal, dan ia dikukuhkan kembali untuk masa jabatan kedua pada 2007.

Pada Oktober 2013, ia kembali ke Provinsinya di Chicago, melayani sebagai direktur formasi di Biara Santo Agustinus, penasihat utama, dan vikaris provinsial—semua peran ini dijalankannya hingga Paus Fransiskus mengangkatnya pada 3 November 2014 sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Chiclayo, Peru, sekaligus menganugerahinya gelar Uskup Tituler Sufar.

Ia memasuki Keuskupan tersebut pada 7 November, disaksikan oleh Nunsius Apostolik James Patrick Green, yang kemudian mentahbiskannya sebagai Uskup pada 12 Desember, Hari Raya Bunda Maria dari Guadalupe, di Katedral Santa Maria.

Moto episkopalnya adalah “In Illo uno unum”—ungkapan Santo Agustinus dalam khotbahnya atas Mazmur 127 yang menjelaskan bahwa “meskipun kita sebagai orang Kristen banyak, dalam satu Kristus kita adalah satu.”

Uskup Chiclayo, Peru (2015–2023)

Pada 26 September 2015, ia diangkat sebagai Uskup Chiclayo oleh Paus Fransiskus. Pada Maret 2018, ia terpilih sebagai wakil ketua kedua Konferensi Waligereja Peru, dan juga menjadi anggota Dewan Ekonomi serta ketua Komisi untuk Budaya dan Pendidikan.

Pada 13 Juli 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai anggota Kongregasi bagi Klerus, dan pada 21 November 2020, sebagai anggota Kongregasi bagi Para Uskup. Sementara itu, pada 15 April 2020, ia juga ditunjuk sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Callao di Peru.

Prefek Dikasteri untuk Para Uskup

Pada 30 Januari 2023, Paus memanggilnya ke Roma sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, serta mengangkatnya sebagai Uskup Agung. Prefek Dikasteri untuk Uskup adalah posisi yang membuatnya bertanggung jawab atas seleksi dan penempatan uskup di seluruh dunia

Diangkat Menjadi Kardinal pada 2024

Paus Fransiskus mengangkat Prevost sebagai Kardinal dalam Konsistori tanggal 30 September tahun itu dan memberinya gelar Diakonat Santa Monika. Ia secara resmi menerima gereja tituler tersebut pada 28 Januari 2024.

Sebagai kepala Dikasteri, ia ikut serta dalam perjalanan apostolik terakhir Paus dan dalam Sidang Umum Biasa ke-16 Sinode Para Uskup tentang sinodalitas—baik sesi pertama (4–29 Oktober 2023) maupun sesi kedua (2–27 Oktober 2024).

Selain itu, pada 4 Oktober 2023, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai anggota beberapa dikasteri lainnya, antara lain: Evangelisasi (Bagian Evangelisasi Pertama dan Gereja-Gereja Partikuler Baru), Ajaran Iman, Gereja-Gereja Timur, Klerus, Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, Kebudayaan dan Pendidikan, Teks Legislatif, dan Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan.

Akhirnya, pada 6 Februari tahun ini, Paus asal Argentina tersebut mengangkatnya ke Ordo Para Uskup dan memberinya gelar Gereja Suburbikaria Albano.

Selama masa perawatan pendahulunya di Rumah Sakit Gemelli, Prevost memimpin doa Rosario di Lapangan Santo Petrus pada 3 Maret untuk kesehatan Paus Fransiskus.

Sumber: Vatican News | Editor: Erwin Philipus

 

Leave a Reply

Top