Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) pertama di Kota Ambon tengah digelar. Berbagai kontingen mewakili provinsinya sukses memberi kesan menakjubkan untuk para pengunjung. Kota Ambon yang dijuluki city of music tersebut dinilai berhasil menyelenggarakan pesta paduan suara orang Katolik se-Indonesia itu.
Semalam, Selasa (30/10), lomba paduan suara kategori dewasa campuran telah digelar. Ribuan orang memadati Taman Budaya Kota Ambon. Seperti pada kategori lainnya, setiap kontingen menyajikan tampilan yang menarik, mulai dari suara yang merdu hingga busana yang indah.
Namun, salah satu kontingen masuk dengan pakaian yang amat sederhana. Berbalut kemeja hitam dan dress hitam mereka mulai bernyanyi. Sebagian orang kebingungan. Untuk sebuah kompetisi tingkat nasional, pakaian kontingen tersebut terlalu sederhana.
Usai bernyanyi, beberapa orang yang hadir sebagai penonton berteriak “Hidup Palu!” ke arah kontingen yang sebagian besar diisi oleh orang muda itu. Sontak hal tersebut membuat penonton sadar apa maksud dari pakaian berwarna hitam polos yang amat sederhana tersebut. Ya, mereka adalah kontingen yang mewakili Provinsi Sulawesi Tengah tepatnya dari Kota Palu.
Seketika suasana menjadi haru, para penonton yang sempat bingung mulai bertepuk tangan, ada yang meneriakkan ‘Hidup Palu’ ataupun ‘Bangkit Palu’. “Pas tampil seperti ala kadarnya, hitam-hitam. Ternyata selesai mereka bernyanyi ada penonton yang berteriak ‘hidup palu!’. Makna hitam-hitam rupanya ingin menunjukkan tanda dukacita dan prihatin yang mendalam,” kata Melvin Manuel kontributor bmvkatedralbogor.org langsung dari Kota Ambon.
Apresiasi malam itu terasa berbeda. Tepuk tangan yang dilakukan penonton tidak hanya mengapresiasi penampilan kontingen tetapi juga menandakan dukungan kepada Palu untuk kembali bangkit. Terlihat beberapa penonton tak kuasa menahan rasa sedihnya, air mata pun menetes. Ini bukan hanya duka Palu, tetapi duka Indonesia.
Seperti yang diketahui bersama, saat ini Palu sedang berduka akibat gempa dan tsunami yang melanda Palu, Donggala dan sekitarnya Jumat (28/9) sore. Gempa berkekuatan 7,7 SR itu menghantam Palu dan Donggala disusul dengan tsunami. Ribuan orang menjadi korban dalam bencana alam ini.
Saat ini mereka tengah berbenah, kembali membangun. Melihat semangat tadi malam, rasanya Palu memang akan segera bangkit.
(John)