Anda di sini
Beranda > Mancanegara > Paus Dorong Umat untuk Tetap Rendah Hati

Paus Dorong Umat untuk Tetap Rendah Hati

Loading

Pesan-pesan Paus saat Senja 2016
Bagaimana pun juga, Paus tetaplah seorang manusia. Meskipun telah ditunjuk untuk memimpin umat agar tetap setia pada Tuhan, bukan hanya sekali Paus Fransiskus juga sempat meragukan imannya.
“Setiap orang pasti pernah merasakan keraguan, saya sudah sering mengalaminya,” aku Paus di hadapan para peziarah di Vatikan baru-baru ini. “Namun, keraguan  adalah pertanda bahwa kita rindu untuk mengenal Tuhan secara lebih mendalam.”
Paus mengungkapkan, hendaknya kita tidak gentar menghadapi keraguan karena hal itu akan mendorong diri kita untuk lebih berkembang dalam Tuhan. “Mereka yang tidak pernah mengajukan pertanyaan, tidak akan pernah berkembang baik dalam pengetahuan maupun iman,” tambah Paus.

Tarekat religius 
Pada penghujung November, Paus juga mengingatkan kembali para anggota tarekat religius dan pelayan gereja untuk senantiasa melandaskan pelayanannya hanya karena rasa syukur dan kesetiaan kepada Tuhan.
“Mengucapkan kesetiaan untuk hidup dalam kemiskinan tidak serta merta menjadikan seseorang benar-benar terlepas dari godaan materi dan mau peka terhadap penderitaan masyarakat miskin,“ ungkap Bapa Suci.
Kemunafikan kaum kontemplatif yang hidup seperti orang-orang kaya, ujar Paus, justru melukai mereka yang benar-benar setia untuk hidup dalam kemiskinan dan gereja sendiri.
Paus, dalam suratnya kepada para bendahara sejumlah tarekat religius menambahkan, ikrar hidup miskin akan tidak memiliki arti jika institusi religius yang ia ikuti masih memperbolehkan anggotanya untuk memiliki harta pribadi.
Setiap tarekat religius hendaknya senantiasa menelisik keinginan Tuhan membagikan berkat-Nya kepada dunia menggunakan aset yang dimiliki oleh tarekat.
“Secara global, juga di bidang religius uang tidak akan pernah menjadi netral secara moral. Uang dapat digunakan untuk membangun kerja sama, keadilan serta solidaritas, akan tetapi di lain pihak juga bisa menciptakan ketidakpedulian dan penolakan, “ tambahnya.

Takut akan Tuhan 
Hari raya Natal selalu berpusat pada adegan tentang seorang bayi mungil, ayah dan ibu, serta kandang yang sederhana. “Mereka memiliki hati yang lapang namun dengan kesederhanaan dan kepatuhan seorang anak. Roh Kudus bersemayam pada adegan ini, dan adegan bersahaja ini pun memberikan kita, gambaran seorang anak kecil yang takut akan Tuhan,” ungkap Bapa Paus seperti dikutip oleh Radio Vatikan.
“Mereka hidup dengan takut akan Tuhan, namun hidup takut akan Tuhan bukanlah hidup di bawah ancaman. Hidup dalam takut akan Tuhan berarti mengamalkan apa yang Ia telah ajarkan kepada Bapa Abraham: Hiduplah di dalam-Ku, jadilah sempurna, rendah hati. Takut akan Tuhan (menciptakan) kerendahan hati,” pungkas Bapa Suci.
Paus mendorong kita semua untuk bersahaja selayaknya Sang Juru Selamat yang turun ke dunia dan merendahkan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia.

(Ari Sudana)

Leave a Reply

Top