[KATEDRAL] Gereja hadir dan hidup bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk membangun Kerajaan Allah di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak hanya dibatasi dalam hidup Gereja Katolik tapi juga alam semesta dan segala isinya. Para imam sebagai gembala dan pelayan harus memperhatikan masalah kemanusiaan sebagai wujud konkret perhatian gereja pada dunia. Demikian dikatakan Uskup Bogor Monsinyur Paskalis Bruno Syukur dalam Misa Minyak dan Pembaruan Janji Tahbisan di Gereja Katedral, Keuskupan Bogor, Selasa (11/4).
Masalah kemanusiaan yang dimaksud oleh Bapa Uskup adalah meningkatkan perhatian kepada orang miskin, menderita, tersisihkan, telantar, dan penyandang disabilitas. “Mereka harus merasakan kehadiran Allah dan para imam hadir untuk memberikannya,” tutur Monsinyur.
Di keuskupan Bogor Misa Minyak selalu dirayakan setiap Selasa menjelang Kamis Putih. Kali ini Misa yang secara khusus mendoakan para imam itu dipimpin oleh Bapa Uskup didampingi Ketua Unio Keuskupan Bogor RD Antonius Dwi Haryanto dan Koordinator Para Imam RD Wahyu. Misa ini dihadiri sekitar 80 Imam baik diosesan maupun tarekan yang bernaung di Keuskupan Bogor serta para suster, bruder, frater, dan umat. Dalam misa ini minyak yang diberkati akan digunakan untuk krisma dan katekumenat.
Dalam Khotbahnya Bapa Uskup mengatakan bahwa perayaan ini adalah tradisi yang sehat dalam Gereja Katolik. “Melalui tradisi ini para imam dapat mengerti siapa dirinya dan apa tugasnya,” ungkap Mgr. Paskalis. Beberapa waktu yang lalu para imam Keuskupan Bogor merefleksikan panggilan sebagai imam. Dalam refleksi ini para imam kembali diingatkan untuk tidak hanya setia dan militan kepada Yesus namun juga Gereja Katolik.
“Allah hadir di dunia ini untuk menyelamatkan semua umat manusia. Sudah seharusnya para imam juga menjadi wajah Kristus yang nyata bagi umat yang digembalakan. Semoga para imam bisa menjadi sosok pemersatu dimana pun mereka berada,” harap Mgr. Paskalis.
(John)