Anda di sini
Beranda > Sajian Utama > Menjadi Pelayan yang Berbau Domba

Menjadi Pelayan yang Berbau Domba

Loading

[MDC] Pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP), Dewan Keuangan Paroki (DKP), dan pengurus wilayah Paroki Katedral Bogor mengadakan rapat kerja (raker) untuk membahas program kerja 2019 di MDC, Gadog, Kabupaten Bogor, Sabtu-Minggu (6-7/10).

Para pengurus yang hadir tidak saja yang akan mulai melayani pada tahun depan, tetapi juga para pengurus yang akan mengakhiri masa kerjanya, dan juga yang masih menjabat. Hadir dalam kesempatan tersebut lima pastor, yaitu Romo Paroki Dominikus Savio Tukiyo, Y Driyanto, Mikael Endro Susanto, Marselinus Wisnu Wardhana,dan Paulus Piter. Misa Minggu pagi dipimpin oleh empat romo sekaligus, yakitu Romo Marsel, Tukiyo, Endro, dan Piter.

Dalam kesempatan tersebut, Romo Tukiyo, mengatakan, kepengurusan dalam gereja bukanlah karier, karena itu pasti ada yang turun (mengakhiri tugas). “Seperti diungkapkan Paus Fransiskus. Kita semua pelayan yang berbau domba. Sebagai pelayan kita harus mengenal domba-dombanya. Harus tahu umat-umatnya. Oleh karena itu, kita harus melanjutkan tradisi mengunjungi umat,” kata Romo Tukiyo.

Tahun ini, dari 16 wilayah di Paroki Katedral, DPP dan DKP telah mengunjungi 12 wilayah. Empat wilayah lainnya akan dikunjungi dalam waktu dekat.

Empat Pastor di Paroki Katedral memimpin misa bersama. Foto: Bernad

Dalam kunjungan ke wilayah, ujarnya, banyak hal yang mengemuka dan menjadi pertanyaan umat, antara lain soal pendidikan, utamanya pendidikan anak Katolik yang belajar di sekolah non-Katolik. Kemudian, hal lainnya, adalah manajemen sistem informasi (MSI). Menurut romo, dasar program kerja adalah roadmap Keuskupan Bogor. Ada lima kebijakan Keuskupan Bogor, yaitu keluarga, pendidikan, orang mudak Katolik (OMK), kemasyarakatan, dan sumber daya manusia (SDM).

“Pengurus harus menjadi sebuah komunio. Visi dijabarkan dalam misi, yakni menghadirkan kerajaan Allah dengan mengabdikan diri secara aktif dalam meningkatkan keimanan dan martabat manusia melalui pemberdaaan semua potensi,” ujarnya.

Romo juga mengungkapkan, tahun depan adalah tahun politik. Indonesia akan menggelar pemilihan umum, untuk memilih presiden dan legislatif. “Umat jangan golput (golongan putih). Keterlibatan umat awan dalam rancah politik praktis sangat diberi tempat,” katanya.

Prioritas bidang kerja DPP Katedral Bogor, adalah meningkatkan kesadaran akan katolisitas sehingga mampu menjadi saksi atau pendampingan. Namun, ada tantangan yang sering dihadapi, seperti ada yang mau menggerakkan, tetapi yang digerakkan (umat) tidak mau. Atau, tidak ada yang menggerahkan, padahal umat ingin bergerak.

Gereja harus ikut memberdayakan ekonomi umat, seperti dalam pelayanan credit union (CU), pemberdayaan umat prasejahtera, pelatihan/keterampilan pemasaran, ketenagakerjaan, dan lingkungan hidup.
“Pengurus harus membantu dari proses awal hingga akhir, seperti pemasarannya,” ujar Romo Tukiyo.

(BW)

Leave a Reply

Top