Anda di sini
Beranda > Nusantara > Menjadi Imam Jangan Mengambil Keuntungan

Menjadi Imam Jangan Mengambil Keuntungan

Loading

[SUKASARI] “Menjadi seorang imam berarti siap melayani dan siap untuk diutus. Jangan pernah mengambil keuntungan dari status seorang imam karena kita semua adalah pelayan,” jelas Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur dalam Tahbisan Presbiterat yang digelar di Gereja Santo Fransiskus Asisi Sukasari, Jalan Siliwangi No. 50, Kota Bogor, Rabu (22/2) sore. Perayaan yang dihadiri sekitar 70 imam dan 800 umat ini mentahbiskan 4 orang frater diakon yakni, Diakon Jeremias Uskono (Jemie), Diakon Paulus Piter (Piter), Diakon Gregorius Agus Edi Cahyono (Greg), dan Diakon Agustinus Hardono (Dono).

Upacara penuh syukur ini dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur dengan konselebran Rektor Seminari Tinggi Santo Petrus dan Paulus RD Nikasius Jatmiko, dan Vikaris Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari RD Agustinus Adi.

Dalam homilinya Bapa Uskup memaparkan bahwa para diakon adalah manusia biasa dan bukan siapa-siapa, namun berkat Allah mengalir luar biasa dalam diri mereka sehingga pada hari ini dapat berdiri di tengah umat sekalian untuk ditahbiskan menjadi seorang imam. “Yesus berkata ‘Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu’ dan anda sekalian para diakon dipilih oleh Allah sendiri untuk menggembalakan umatnya. Jika bukan Yesus yang memilih tentunya tidak mungkin menjadi seorang imam,” tutur Monsinyur.

Hal tersebut ia ungkapkan karena melihat perjalanan panggilan dari para diakon yang tidak mudah. Diakon Dono yang sempat gagal 2 kali ketika tes masuk seminari, Diakon Jemie yang ditantang untuk bertahan oleh rektor seminari tinggi ketika semua teman angkatanya mengundurkan diri, dan masih banyak lagi pengalaman iman yang melemahkan panggilan para tertahbis. Namun tentunya Allah senantiasa memilih dan menguatkan panggilan mereka sehingga bisa berdiri pada hari yang berbahagia ini.

Uskup Bogor Mgr. Paskalis menutup khotbahnya dengan mengajak seluruh imam di Keuskupan Bogor untuk memberikan pelayanan yang baik kepada umat. “Marilah kita menjadi Imam, Raja, dan Nabi. Imam artinya memberikan pelayanan yang baik kepada umat dalam hal ini adalah sakramen-sakramen. Raja, berarti menjadi pemimpin yakni dengan menggembalakan domba bukan memecah belahnya. Dan terakhir nabi berarti kita menjadi guru yang baik dalam perkembangan iman umat,” pungkasnya.

Di akhir, Vikaris Jendral Keuskupan Bogor RD Christoforus Tri Harsono mengumumkan tugas baru para imam tertahbis. Pastor Jemie menjadi Formator di Seminari Menengah Stella Maris, Pastor Piter menjadi Vikaris Paroki BMV Katedral Bogor dan Komisi Mahasiswa, Pastor Greg menjadi Vikaris Paroki St. Markus Depok Timur serta membantu di Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan Komisi Komunikasi Sosial (Komsos), dan terakhir Pastor Dono menjadi Vikaris di Paroki Perintis Keuskupan Bogor, Paroki Santo Joseph Sukabumi. Proficiat Keuskupan Bogor! Selamat Berkarya.

(John) 

Leave a Reply

Top