[KATEDRAL] Puluhan umat berkebutuhan khusus (UBK) dan pembakti yang tergabung dalam Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) berkunjung ke Istana Bogor, Senin (10/9). UBK yang terdiri dari tunagranita, tunarungu, dan tunadaksa, beserta pembakti tersebut tampak antusias bertandang ke Istana yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda itu.
Sebelum berkunjung ke Istana, rombongan terlebih dahulu berkumpul di pelataran Gereja Katedral Bogor. Tak hanya dari Bogor, banyak juga UBK dan pembakti yang datang dari Parung, Cibinong, Depok, dan Cileungsi. Rombongan kemudian berangkat dengan berjalan kaki menuju Istana Bogor. Jarak dari Gereja Katedral menuju Istana Bogor sekitar 200 meter. Setelah itu, rombongan tiba di gerbang istana lalu menyusuri pelataran istana dan berjalan santai beriringan melihat-lihat bangunan nan megah dan pepohonan yang nampak masih asri tersebut. “Luas halaman Istana Bogor sekitar 28,4 hektar dengan luas bangunan 14.892 meter persegi. Istana Bogor juga dilengkapi dengan berbagai kamar, ruang pertemuan dan ruang penerima tamu baik untuk tamu dari luar negeri setingkat presiden, menteri, gubernur, hingga wali kota. Ada pula ruang untuk menerima tamu-tamu khusus presiden yang bukan berasal dari kalangan birokrat, seperti pengusaha dan warga biasa lainnya,” jelas seorang petugas istana saat menjawab pertanyaan Bani, penyandang tunarungu.
Petugas istana itu juga mengatakan, banyak lukisan, patung dan benda-benda bersejarah lainnya yang terpampang di pelataran dan di dalam istana “Lukisan, patung, dan benda-benda bersejarah itu bukan hanya berasal atau dibuat oleh orang Indonesia saja, tetapi juga ada patung atau lukisan yang merupakan cinderamata dari negara luar seperti dari Yugoslavia (kini negara tersebut telah pecah menjadi beberapa negara, Serbia, Kroasia, dan Bosnia, red),” terangnya.
Selain itu, Istana Bogor juga memiliki koleksi 450 lukisan diantaranya adalah karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis Rusia Makowski, dan Ernest Dezentjé. Salah satu dari koleksi keramik yang paling mengesankan, berasal dari Rusia, sumbangan dari Perdana Menteri Khrushchev pada tahun 1960. Hadiah-hadiah kenegaraan, diantaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun 1958. Tempat Penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia. Marmer didatangkan langsung dari Italia. Lampu kristal dari Cekoslovakia. Semua perabotan kayu dari Jepara.
Kunjungan KOMPAK ke Istana Bogor merupakan rangkaian dari pencanangan “Istura”, istana untuk rakyat. Setiap tahun Pemerintah bekerja sama dengan Pemkot Bogor memberi kesempatan kepada warga dalam dan luar negeri untuk bisa mengunjungi Istana Bogor yang juga terkenal dengan satwa rusa tersebut.
Suasana kebersamaan penuh canda tawa tampak terasa sepanjang menyusuri halaman istana, menaiki tangga-tangga istana, hingga kembali lagi ke Katedral Bogor. Aksi koplak dan kocak dari pembakti KOMPAK Theresia Niniek atau yang biasa disapa Mak TN, Flora, Yolan, dan lainnya membuat jalan-jalan hari itu menjadi tidak melelahkan. “Dengan mengunjungi Istana Bogor, kita jadi tahu sejarah bangsa Indonesia. Kunjungan ini berguna bukan hanya untuk UBK, tapi juga bagi para pembakti,” tukas Mak TN.
(Jam)