[BUKIT CIMANGGU CITY] Gereja Keuskupan Bogor membutuhkan banyak guru agama Katolik atau katekis. Makin bertambahnya jumlah siswa katolik yang belajar di sekolah negeri atau sekolah non-Katolik belum tersentuh oleh katekis yang ada baik di Paroki Katedral maupun Keuskupan Bogor. Demikian salah satu benang merah yang mengemuka saat temu dialog antara Dewan Paroki Katedral dengan Pengurus Wilayah Santo Paskalis, Bukit Cimanggu City, Sabtu (25/8).
Koordinator bidang pendidikan Angela Samsurapriyani atau yang akrab disapa Ibu Yani mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum bisa mengutus katekis untuk mengajar agama di sekolah-sekolah negeri dan non-katolik yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bogor. “Sampai saat ini kami belum bisa memenuhi harapan umat untuk mengutus atau mengirim katekis mengajar di sekolah-sekolah negeri atau sekolah swasta non-Katolik. Hal tersebut karena ketersediaan katekis belum memadai. Untuk menjadi katekis tidak cukup hanya lulus kursus evangelisasi pribadi (KEP) atau lulus kursus kitab suci. Persyaratan untuk mengajar agama adalah harus memiliki sertifikasi dan memiliki latar belakang guru agama,” paparnya.

Namun demikian, lanjutnya, Gereja mengakomodasi kebutuhan siswa Katolik yang ingin belajar agama Katolik dengan mengikuti pelajaran agama Katolik di sekolah Budi Mulia atau sekolah Regina Pacis. “Bisa menghubungi Pak Parso atau Pak Mujiono di sekolah Budi Mulia setiap hari Jumat dan Sabtu. Bisa juga menghubungi Pak Daniel guru sekolah Regina Pacis,” ujarnya.
Pertemuan yang berlangsung di kediaman keluarga Jatmiko itu dihadiri oleh Ketua Dewan Paroki RD Dominikus Savio Tukiyo, Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki Agus Muhardi, Wakil Ketua Dewann Keuangan Paroki Adrianus Wijaya, Koordinator Wilayah Artanto serta sejumlah ketua seksi.
Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki Agus Muhardi menambahkan, untuk memotivasi dan mendukung minat umat untuk menjadi katekis, Keuskupan Bogor memberikan beasiswa pendidikan. “Uskup Bogor sendiri telah mencanangkan pemberian beasiswa pendidikan untuk umat yang ingin menjadi katekis. Ini untuk menumbuhkan minat umat menjadi katekis dan untuk menjangkau kebutuhan siswa akan pendidikan agama Katolik. Untuk melakukan pembinaan iman bisa dilakukan oleh lulusan KEP atau kursus kitab suci, tapi untuk menjadi katekis harus memiliki latar belakang pendidikan agama,” tukasnya.
(Jam)