
[KATEDRAL] Masalah sampah memang sudah menjadi lagu lama, tetapi masih menjadi persoalan yang belum teratasi dan masih dicari jalan keluarnya. Oleh sebab itu pengurangan sampah melalui pendekatan keagamaan mulai digencarkan dengan harapan bisa menjadi solusi.
Peluncuran Gerakan Kolekte Sampah Indonesia pada Kamis (3/3) siang dilaksanakan di Gereja BMV Katedral Bogor. Meskipun masih dengan protokol kesehatan yang ketat lebih dari 50 orang berkumpul untuk menjadi saksi peluncuran kolekte sampah. Acara ini juga disiarkan secara daring melalui kanal BMV Production, Sekretariat TKN PSL, dan Komisi Komsos Keuskupan Bogor. Tercatat sekitar 70 akun terhubung ke tiga kanal youtube tersebut.
Atasi Ego Sektoral Demi Kepentingan Bersama
Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM dengan tegas menyampaikan permasalahan sampah merupakan tanggung jawab bersama sehingga perlu langkah konkret dalam penyelesaiannya. “Dalam menuntaskan permasalahan sampah tidak bisa berjalan sendiri, setiap pribadi harus mengatasi ego sektoralnya. Hari ini kita mau menembus batas-batas itu, bukan hanya pihak-pihak yang hadir sekarang tetapi juga seluruh umat,” katanya.
Kemudian Wali Kota Bogor Bima Arya turut menyatakan persoalan sampah bukan hanya terkait sistem dan infrastruktur namun juga keimanan. “Urusan sampah yang dihadapi saat ini rumit sehingga harus dikerjakan bersama-sama dengan metode konsep komprehensif holistik dari hulu hingga hilir. Hambatannya pun juga berat sehingga dibutuhkan nyali, konsistensi, dan persistensi dalam penyelesaiannya,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan Wali Kota Bogor, Direktur Sustainability Mayora Group Ronald Atmaja mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak sehingga gerakan ini dapat terlaksana. “Melalui pencetusan ide gerakan pengelolaan sampah, kita dapat bersinergi kuat dalam mewujudkan kesadaran umat Katolik mengenai pengelolaan sampah. Saya sangat yakin gerakan ini mampu memberi solusi terhadap masalah limbah berkat dukungan luar biasa dari keuskupan serta pihak lainnya,” pintanya.
Sementara itu Direktur Urusan Agama Katolik Kemenag RI Dr. Aloma Sarumaha menyatakan, sampah apabila dikelola dengan baik dapat membawa keuntungan bagi manusia. “Kita tidak boleh alergi dengan sampah, sampah identik dengan kotor dan harus dihindari. Akan tetapi era baru dengan teknologi yang maju sampah bisa dikelola kembali menjadi hal yang bermanfaat. Gerakan kolekte sampah Indonesia menjadi gerakan bersama untuk mengelola sampah sehingga bisa menjadi akses ekonomi baru,” ucapnya.

Para Pastor Harus Aktif Mengedukasi Umat
Ketua Komisi Ekologi Keuskupan Bogor RD Yosef Irianto Segu melaporkan para pastor di gereja-gereja harus aktif mengedukasi umat mengenai kolekte sampah. “Beberapa umat sudah mulai melakukan kolekte sampah meskipun masih belum tepat pemilahan sampahnya. Oleh sebab itu para pastor harus aktif melakukan edukasi ke umat. Karena gerakan kolekte sampah merupakan panggilan untuk menjaga bumi rumah kita bersama baik bagi kita sekarang maupun generasi yang akan datang,” tuturnya.
Direktur Pengurangan Sampah KLHK Sinta Saptarina Soemiarno menyampaikan, gerakan kolekte sampah merupakan pengembangan dari gerakan sedekah sampah (Gradasi) yang merupakan pengelolaan sampah berbasis masjid. “Puji syukur sudah ada 5 gereja di Keuskupan Bogor yang melaksanakan gerakan kolekte sampah. Melalui pendekatan keagamaan menjadi inisiatif revolusioner dalam mendorong perubahan perilaku publik mengingat keberhasilkan Gradasi yang terus berkembang hingga saat ini,” pungkasnya.
Indonesia Memiliki Masyarakat yang Religius
Pengelolaan sampah harus dilakukan dari hulu hingga hilir, sumbernya diri sendiri dan produsen kemudian dikirim ke bank sampah terakhir di tempat pembuangan akhir. “Hari ini kita mencanangkan kolekte sampah. Kami memandang bahwa manusia Indonesia ini religius, bila dihimbau oleh tokoh agamanya pasti lebih mudah untuk melakukannya. Kami mengajak keuskupan bogor untuk menggerakkan seluruh umatnya memilah sampah dan mengumpulkan sampah yang nantinya akan dibeli dengan harga yang baik oleh off taker,” tukas Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya, KLHK/Ketua Tim Pelaksana Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut Rosa Vivien Ratnawati.
Rosa Vivien Ratnawati berharap dengan melibatkan rumah-rumah ibadah untuk melakukan gerakan ini maka masalah terkait sampah dapat berkurang sedikit demi sedikit.
Menutup acara pada hari ini Bapa Uskup menyampaikan keyakinannya apabila seluruh umat dan pihak bergerak dengan dasar iman yang benar kepada Allah, maka perdamaian dan persaudaraan dapat tercipta.
Penulis: Agnes Marilyn | Editor: Aloisius Johnsis