[TAMAN EKSPRESI] Ratusan warga Kota Bogor yang berasal dari berbagai latar belakang agama, suku dan golongan menggelar “Deklarasi Kebangsaan” di Taman Ekspresi, Sempur, Bogor, Sabtu (20/5). Inti dari deklarasi tersebut adalah menolak ormas radikal dan intoleran yang berpotensi memecah belah keharmonisan warga Kota Bogor. “Kami menolak segala bentuk aksi intoleran, permusuhan yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Kami menolak ormas radikal karena itu dapat memecah belah kerukunan umat beragama. Warga Bogor diingatkan kembali untuk terus menjaga kebersamaan yang telah terjalin baik selama ini,” kata Ketua Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) KH Zainal Abidin.
Zainal sapaan akrabnya mengatakan, warga Indonesia, khususnya warga Bogor harus membela falsafah dasar negara. “Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan falsafah bangsa harus kita bela dan jaga. Karena itulah modal keutuhan bangsa ini. Keberagaman juga adalah kekayaan bangsa ini. Warga Bogor juga terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam suku dan agamanya,” ujar Zainal.
Terkait ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang tengah menunggu proses hukum untuk dibubarkan oleh pemerintah, Zainal berpendapat, hal itu merupakan ranah pemerintah untuk membubarkan ormas yang dinilai anti-Pancasila dan anti-NKRI. “Kami sepakat bila ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI harus dibubarkan, karena tidak sejalan dengan tujuan hidup bangsa. Namun kami minta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri terhadap HTI yang ada di Kota Bogor. Biarlah itu menjadi tugas pemerintah yang secara hukum akan menindaklanjutinya,” katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, warga Bogor harus meningkatkan kebersamaan yang sudah terjalin selama ini. “Masih ada warga yang belum memahami Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Padahal itu merupakan harga mati yang tidak bisa diganggu gugat,” ujarnya. Bima mendukung acara tersebut sambil melanjutkan, “Yang menjadi musuh kita adalah kebodohan, kemiskinan, kemaksiatan, dan kemacetan. Itulah sebenarnya yang harus kita benahi,” katanya.
Tokoh Masyarakat Hazairin Sitepu menyatakan, umat Islam sebagai mayoritas penduduk harus mampu mengayomi umat lainnya. “Intoleran terjadi karena pemahaman agama yang sepotong-sepotong. Sebagai umat muslim saya meyakini, Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi siapa saja dan bagi apa saja. Islam adalah agama yang memberi kenyamanan dan kedamaian bagi umat manusia,” tandasnya.
Terhadap umat non muslim, Hazairin menyatakan, tak perlu khawatir berada di tengah-tengah umat muslim. “Kepada umat non muslim khususnya yang berada di Kota Bogor, tak perli khawatir dan takut tinggal atau berada di tengah-tengah umat muslim. Marilah kita saling menghargai dan menghormati agama sesama kita,” ajaknya.
Deklarasi Kebangsaan tersebut sekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Acara yang diselingi lagu kebangsaan dan seni tradisional itu juga dihadiri oleh berbagai tokoh lintas iman. Seperti Ketua GP Ansor Kota Bogor Racmat Imron Hidayat, Tokoh Muda Nahdlatul Ulama Ubaidillah Ahmad, Pastor Paroki Katedral Bogor Dominikus Savio Tukiyo, dan Pastor Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Bogor Endro Susanto.
(John)