[BARANANGSIANG] Memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada Senin, 3 Desember, puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari komunitas “Anak Mandiri” Bogor memamerkan hasil karya kerajinan tangan dan bakatnya. Salah satunya adalah menunjukan kebolehannya dalam melukis. “Tujuan kami menggelar pameran hasil karya ABK agar masyarakat menghargai keberadaan ABK, dan tidak memandang sebelah mata. ABK bukan untuk dikasihani tapi diapresiasi hasil karyanya. Mereka juga mampu berkarya, dan lukisan serta kerajinan tangan ini adalah bukti karya mereka,” ungkap Pengelola komunitas “Anak Mandiri” Fidelia Wardani saat ditemui di lokasi pameran, Minggu (2/12).
Dia mengatakan, harga lukisan bervariasi mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 3.500.000. “Harga lukisan bervariasi, yang terendah dua ratus ribu, dan yang paling tinggi tiga juta lima ratus ribu. Dari 80 lukisan, 20 lebih sudah terjual. Kebanyakan pembeli menyukai lukisan bertema binatang,” tuturnya. Dikatakan, karya lukisan ABK tersebut mendapat penilaian sendiri dari pelukis senior. “Pelukis yang juga kurator seni mampu menilai lukisan ABK, karena itu ia bisa mengetahui kekuatan dan keindahan karya lukisan ABK. Dari situlah harga lukis ditentukan,” papar Fidelia yang juga pengurus KOMPAK Disabilitas Keuskupan Bogor.
Menurut Fidelia, tidak mudah mengarahkan ABK untuk berkarya, apalagi melukis. “ABK tunagranita khususnya autis mengalami masalah dalam interaksi sosial, sosialisasi dan komunikasinya. Mereka bukan anak-anak yang mudah diarahkan, mudah patuh pada instruksi. Mereka memiliki masalah dalam emosinya. Karena itu untuk menghasilkan 80 lukisan ini, butuh waktu 4 tahun untuk melatih, memoles, dan mengarahkan bakat mereka,” tandasnya.
Pentas Seni

Dalam pameran lukisan dan hasil karya keterampilan ABK yang digelar di Mal Botani Bogor itu, selain lukisan, ABK juga memproduksi pernak-pernik seperti gantungan kunci, sapu tangan, dan kaus. “Semua produk ABK berbahan ramah lingkungan. Kami juga memproduksi kue kering dan kue basah,”ujar Fidelia.
Selain hasil karya ABK “Anak Mandiri”, beberapa komunitas seperti Komunitas Disabilitas Binaan Dinas Sosial Kabupaten Bogor dan Kota Bogor juga memamerkan hasil karyanya. Selain itu ada juga buku dan kerajinan tangan dari Komunitas Orangtua Penyandang Anak Berkebutuhan Khusus (KOMPAKK), desain karya tunarungu anggota Bogor Single Community (BSC) Katedral Bogor, dan karya disabilitas karyawan Batik Handayani.
Pameran lukisan dan karya ABK akan berlangsung hingga Selasa, 4 Desember. “Untuk pameran dimulai sejak Rabu (28/11) hingga selasa (4/12), dan diakhiri dengan seminar bertajuk “Pubertas ABK” yang akan dibawakan oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Adriana Ginanjar. Sebelumnya, ABK juga akan menggelar pentas seni berupa drama musikal,”tukas Fidelia.
(Jam)