[KATEDRAL] Paroki Katedral Bogor menggelar pembelajaran bersama berkesinambungan (PBB) selama delapan pertemuan yang digelar setiap Minggu. Pertemuan pertama digelar pada Minggu (1/7) dan berakhir Minggu (2/9) mendatang. PBB perdana ini diikuti 105 orang dari perwakilan seksi yang termasuk dalam Dewan Pastoral Paroki (DPP), wilayah, dan lingkungan.
Menurut ketua panitia PBB, Henricus Poerwanto, target peserta 219 orang, dengan catatan setiap lingkungan dan wilayah masing-masing mengirim dua orang. Begitu juga dengan setiap seksi, dua orang. Sebelum PBB digelar, dilaksanakan terlebih dahulu focus group discussion (FGD) yang diikuti 22 orang dari DPP, dan 50 orang dari lingkungan dan wilayah. Dalam FGD ini, panitia mencari masukan dari peserta diskusi.
PBB, ujarnya, diadakan karena banyak ketua lingkungan atau wilayah yang tidak pernah dibekali saat baru menjabat, terutama ketrampilan berorganisasi. “Bekal yang saya maksud tentang manajemen, bagaimana mengatasi konflik, bagaimana memecahkan masalah, bagaimana berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu, Paroki Katedral menyelenggarakan pelatihan ini,” ujarnya.
Dia berharap terobosan ini akan menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. “Organisasi, baik di lingkungan, wilayah, maupun DPP, harus ada perbaikan terus-menerus. Ini buat kebaikan kita semua,” katanya.
Menurut Pastor Paroki Katedral, Romo Dominikus Savio Tukiyo, pembelajaran tersebut diadakan karena estafet pengurus sering kali berjalan kurang baik. “Pengurus lama tidak memberi bekal kepada yang baru, jadi yang baru meraba-raba. Banyak yang membawa pengetahuan dari kantor untuk diterapkan untuk pelayanan gereja. Namun, itu tidak nyambung. Untuk mencari pengurus baru, tidak mudah. Menjadi pengurus memang harus rendah hati. Kadang pula tidak ada yang mau, ketika ada yang mau tidak disetujui,” kata romo.
Menurutnya, tidak ada kata mudah atau susah saat menjadi pengurus. Yang terpenting mau ikut melayani, dan punya waktu. “Kita dibaptis untuk hidup dan mati bagi Kristus. Kita dipilih dan diutus dalam pelayanan. Menjadi pelayan juga tidak kenal usia. Semua untuk Tuhan,” sambungnya.
Pertemuan diawali dengan penjelasan dari salah satu anggota panitia G M Susetyo. Ia menjelaskan mengenai garis besar berbagai pertemuan yang nantinya akan dilalui oleh para peserta. “Pertemuan-pertemuan yang kita lalui nantinya akan memudahkan anda dalam mengelola seksi, lingkungan, ataupun wilayah. Tentunya akan berguna juga untuk pengembangan diri anda secara pribadi,” tuturnya.
Pertemuan pertama ini diisi dengan materi dari Vikaris Jendral Keuskupan Bogor RD. Ch. Tri Harsono. Ia menyampaikan materi seputar sipirtualitas kepemimpinan dalam Gereja Katolik. Ia menguatkan para peserta yang hadir dengan berbagai cerita menarik dan tentunya disesuaikan dengan kebijakan di Keuskupan Bogor. “Jangan pernah takut untuk berbagi dalam pelayanan, apa yang dikeluarkan tidak akan berkurang malah berlipat ganda. Tapi, jika kita pelit, maka apa yang kita miliki akan diambil. Ibarat guru yang membagikan ilmunya dengan mengajar para murid, ilmu guru tersebut tidak akan pernah habis melainkan bertambah dengan mengikuti dan mempelajari hal-hal baru,” pungkasnya.
(BW/John)