Dunia tidak memanggil kaum muda yang hanya duduk diam di atas sofa nyaman, dunia memerlukan kaum muda yang mau bergerak untuk membuat perubahan. Paus Fransiskus menekankan mengenai hal tersebut ketika berbicara di hadapan para peserta World Youth Day (WYD), Hari Orang Muda Sedunia, di Krakow Polandia Juli lalu.
“Berdiam diri di atas sofa memang membuat kita merasa nyaman dan aman dari rasa sakit dan ketakutan,” ungkap Paus, “Saat kita mulai duduk dan diam di hadapan layar komputer, berkutat di media sosial, kita memang menjadi lebih perhatian terhadap orang lain namun, tidak pernah membuatnya menjadi lebih baik.” Kenyamanan sofa adalah bentuk kelumpuhan paling fatal yang tersembunyi.
“Setiap manusia dilahirkan bukan hanya untuk berdiam diri dan merasa enak sendiri, melainkan untuk membuat sejarah,” lanjut Paus. Menjadi pengikut Kristus berarti harus berani mengubah diri dari yang hanya berdiam diri menjadi pribadi yang mau “melangkah”. Tuhan mengajakmu untuk membawa harapan, Ia ingin kaum muda bisa melihat bahwa keberadaanmu dapat membawa perubahan bagi dunia. Akan tetapi jika kaum muda hanya berpikir bagi kesenangannya sendiri, dunia tidak akan menjadi lebih baik.”
Paus yang sempat terjatuh dalam sebuah misa tersebut juga menyindir kaum tua yang makin tertutup satu dengan yang lain, “Saat ini banyak orang mengatakan menjadi tertutup adalah jalan paling baik untuk melindungi diri. Hari ini, dunia membutuhkan kalian kaum muda untuk mengajari bahwa hidup dalam keberagaman, dialog, dan multicultural bukanlah ancaman melainkan sebuah kesempatan,” tegasnya.
OMK Harus Jadi Pembawa Kabar Ilahi
Beberapa hari sebelumnya, dalam acara pembukaan WYD, Kardinal Kardinal Stanislaw mengatakan bahwa OMK harus menjadi pembawa pesan kedamaian rahmat Ilahi. Kardinal yang pernah menjadi sekretaris pribadi mendiang St. Yohanes Paulus II itu mengharapkan agar kaum muda ikut berperan serta membagikan kabar baik seperti yang pernah dilakukan oleh para murid Yesus sejak hari Pentakosta. “Kita datang dari segala bangsa di bawah langit, seperti orang-orang yang datang dalam jumlah besar ke Yerusalem pada hari Pentakosta, tetapi kita sekarang jauh melebihi 2.000 tahun lalu karena kita disertai oleh abad memberitakan Injil,”ungkapnya.
World Youth Day merupakan acara Gereja Katolik yang rutin diselenggarakan setiap dua atau tiga tahun sekali di mana ribuan pemuda dari seluruh duni berkumpul dan saling berbagi iman. Acara ini dilakukan pertama kali oleh St. Yohanes Paulus II saat mendiang masih menjabat sebagai Paus di tahun 1985.
(Ari Sudana)