Anda di sini
Beranda > Seputar Paroki > Minggu Palma, Berserah Kepada Allah dalam Keterbatasan

Minggu Palma, Berserah Kepada Allah dalam Keterbatasan

Loading

[KATEDRAL] Minggu Palma memang identik dengan daun palma dan perarakan untuk menyambut kedatangan Yesus di Kota Yerusalem. Akan tetapi akibat pandemi Covid-19 perarakan ditiadakan selama 3 tahun dengan alasan protokol kesehatan yang harus diterapkan. Meski terik matahari menyelimuti perayaan pada Minggu (2/4) pagi, antusias umat tidak dapat disembunyikan lagi. Tampak dengan menghijaunya seluruh tempat yang telah disiapkan petugas untuk misa.

Perayaan ekaristi dipimpin langsung oleh Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM dengan konselebran Pastor Paroki BMV Katedral RD Paulus Haruna. Sekitar 1.500 umat hadir dan ikut menyambut kedatangan Yesus di Kota Yerusalem.

Yesus Kristus yang memasuki kota suci Yerusalem dengan dielu-elukan menggunakan lambaian daun palma disebut sebagai pembuka pekan suci, karena terjadi tepat sebelum Yesus disiksa, mati, dan bangkit dari kematian-Nya. “Yesus yang tadi dielu-elukan justru ditangkap oleh orang-orang yang mengelu-elukan-Nya. Bukan hanya ditangkap, Ia disiksa, diolok-olok, dihina, kemudian disalibkan,” Ucap Bapa Uskup dalam homilinya.

Lebih lanjut Monsinyur Paskalis berpesan kepada umat agar selalu mengimani Allah yang rela menjadi manusia hingga mati disalib, tetapi tetap mau berkorban dan menyertai umat-Nya. 

“Artinya kita mau ikut bersama Yesus dalam keadaan apapun. Hidup kita, diri kita, ikatan kita dengan Allah dalam penderitaan yang kita alami. Kita bisa berguru kepada-Nya, baiklah kita mengikuti cara Yesus sendiri yang tahu kepada siapa Ia menyerahkan hidup-Nya,” kata uskup yang gemar menebarkan senyum kepada seluruh umat.

Bukan hanya mengimani saja tetapi juga berserah kepada Allah. “Hidup kita ini tidak sepi dari penderitaan, tetapi bagaimana kita menghadapi penderitaan itu. Tentu saja Yesus menunjukan kepada kita untuk tidak menyerah dan tahu kepada siapa kita berserah. Kita percaya, dan saya berharap perayaan pekan suci ini meneguhkan iman kita.Yesus lah Sang Penyelamat dan Juruselamat kita,” jelasnya.

Terakhir, ia memberikan pertanyaan reflektif untuk seluruh umat. ”Sanggupkah kita menjadi penyelamat bagi sesama kita?” tanyanya.

Perarakan menuju ke dalam gereja diiringi dengan nyanyian Yerusalem Lihatlah Rajamu seperti membangun suasana magis. Lambaian daun palma dari umat yang menyambut Monsinyur Paskalis membuat suasana perarakan kian terasa gembira dan meriah. Lapangan yang semula sepi dalam hitungan menit mulai dipenuhi umat yang ingin mengikuti perarakan, sehingga lebih banyak petugas dikerahkan untuk berjaga selama perarakan agar dapat berjalan dengan aman dan lancar.

Penulis: Christiana Nathalie | Editor: Agnes Marilyn

Leave a Reply

Top