[KATEDRAL] Bertepatan dengan Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS) ke-25, kelompok-kelompok kategorial di Paroki BMV Katedral Bogor menggelar Misa Khusus Orang Sakit, Sabtu (11/2). Rintik hujan yang mengguyur Kota Hujan sejak dini hari tidak mematahkan semangat sekitar 500 orang sakit dan lansia untuk mengikuti misa ini. “Terima kasih kepada anda sekalian, terlebih kepada orang sakit yang hadir disini. Anda memberi kesaksian yang luar biasa kepada kami yang masih sehat. Semangatmu untuk memuji, memuliakan, dan bertemu dengan Tuhan sungguh menguatkan kami,” ujar Monsinyur Paskalis Bruno Syukur, Uskup Bogor.
Sejak pukul 08.00 WIB berbagai persiapan telah dilakukan oleh Panita. 2 Mobil ambulance pun sudah terparkir rapih di depan Gereja. Mobilisasi orang-orang sakit menggunakan kursi roda juga menabah kesibukan di hari ini. Cuaca Kota Bogor yang tidak menentu hari itu tidak sedikit pun mengurangi semangat panita untuk melayani orang sakit dan lansia yang hadir. Orang sakit yang hadir pun bervariasi, mulai dari yang menggunakan tongkat, kursi roda, sampai yang membawa ranjang karena tidak dapat bangun dari tempat tidur.
Bapa Uskup dan beberapa imam Keuskupan Bogor yang memimpin Misa Khusus Orang Sakit ini mengajak umat yang hadir untuk terus bersemangat menjadi pengikut Kristus. ”Hari ini paus mengajak kita untuk melihat bahwa Allah tetap berkarya pun juga saat kita sakit. Melalui pesan Bapa Suci pada Hari Orang Sakit Sedunia ini, bersama Bunda Maria ia mengajak kita yang sakit maupun yang melayani orang sakit seperti para dokter, perawat, dan tenaga medis untuk memohon pertolongan Tuhan sendiri,” paparnya.
“Saudara dan saudariku jangan jadikan waktu sakit kita sebagai kronos, namun kairos. Artinya kita harus melihat diri kita sebagai manusia yang bergantung pada Allah,” pinta Bapa Uskup.
Hari Orang Sakit Sedunia ditetapkan oleh Sri Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992 dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993. Bapa Suci menetapkan Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS) setahun setelah didiagnosa menderita penyakit parkinson pada awal 1991. Perayaan ini adalah bentuk nyata perhatian Gereja kepada mereka yang lemah dan menderita.
(John)