[CIOMAS 2] Orang muda Katolik (OMK) St. Aloysius Gonzaga wilayah Ciomas 2 mengadakan kamping rohani yang bertajuk “OMK Millenials” di Grand Cempaka Resort & Hotel, Cipayung, Jumat (6/7) sampai Minggu (8/7). Rombongan yang terdiri dari 39 peserta didampingi oleh Bang Rei dan Kak Onya sebagai pembina serta RD Marselinus Wisnu Wardhana sebagai Pastor Moderator OMK Paroki BMV Katedral Bogor. Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun agar OMK semakin berkembang dan jumlah anggotanya terutama di wilayah Ciomas 2. Tema yang diangkat pun disesuikan dengan kondisi dan perkembangan zaman ini, di mana pengaruh teknologi begitu besar bagi kehidupan OMK maka pendampingan iman pun harus mengimbanginya.
“Yang ingin kita tanamkan pada kaum muda adalah disiplin, mandiri, bertanggung jawab serta rasa peduli. Maka pada acara kamping rohani kali ini, kita bawa kaum muda untuk kembali pada Tuhan, mengenali karya Tuhan dalam diri masing-masing, lewat pengenalan diri, karakter, bakat dan talenta yang Tuhan anugerahkan dalam diri mereka,” kata Romo Marsel.
Sesi diawali dengan test kepribadian (Personality Plus), untuk mengetahui siapakah saya, apakah termasuk dalam karakter Koleris, Melankolis, Pleghmatis atau Sanguinis. Sesi ini berlangsung penuh tawa, mereka tersenyum sendiri ketika kepribadian mereka dibacakan. “Iya benar, gue bingits,” ujar salah seorang peserta sambil tersenyum.
RD Marsellinus Wisnu Wardhana, Bapaknya anak-anak muda di Paroki Katedral Bogor sekaligus Dekenat Tengah Keuskupan Bogor menekankan, bahwa panduan Hidup OMK sesungguhnya Tuhan sudah tuangkan dalam Kitab Suci. “Maka, Jadikanlah Kitab Suci sebagai sarapan dan makanan siang ataupun makan malam dalam setiap langkah kehidupan kita,” tuturnya.
Adapun narasumber Psikolog Muda Ibu Antonia menyempatkan diri berbagi untuk kaum muda. Dalam sesinya, Ia membawa OMK untuk semakin tahu apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan mereka. “Kita harus melihat dan memanfaatkan peluang yang ada, memahami jika di depan kita ada ancaman dan rintangan. Sebagai anak-anak Tuhan, OMK harus menjadi luar biasa dan tangguh menghadapi setiap persoalan hidup. Menghargai diri dan kehidupan berarti juga bermanfaat bagi banyak orang, khususnya di tengah keluarga, komunitas kaum muda, Gereja, dan Masyarakat,” jelas istri tentara yang bertugas di Yonif Garuda 315 Gn. Batu itu.
Dalam kesempatan ini OMK juga diajak untuk merasakan perjuangan para orangtua dengan menjual barang-barang yang mereka bawa sebagai bekal seperti beras, telur, dan 3 bungkus Indomie kepada masyarakat sekitar. “Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak OMK bahwa sesuatu hal yang bernilai tidak akan bernilai apabila tidak berguna bagi orang lain'” ujar Bang Rei sebagai pembina.
(Nath/John)