Anda di sini
Beranda > Pastoral > Melayani Tidak untuk Dipuji

Melayani Tidak untuk Dipuji

Loading

Peresmian dan Pemberkatan Bruderan Budi Mulia dan Klinik Pratama Melania Bruderan

Seorang pastor adalah figur yang dilihat banyak orang, kadang tidak bekerja pun bisa dipuji. Berbeda dengan bruder, sering kali dilupakan. Menurut saya mereka yang memiliki spesialisasi dalam pelayanan seperti Bruder Budi Mulia yang berkarya di bidang pendidikan dan kesehatan, melayani tidak untuk dipuji. Demikian dikatakan Vikaris Jendral Keuskupan Bogor RD Ch Tri Harsono dalam peresmian dan pemberkatan bruderan dan klinik Pratama Melania, Sabtu (29/7).

Perayaan yang dimulai pukul 09.00 WIB ini diawali dengan Misa yang dipimpin oleh RD. Tri Harsono dengan konselebran RD. Ridwan Amo dan RD. Jimmy Rampengan. Acara ini dihadiri sekitar 100 orang yang terdiri dari para bruder, suster, relasi Bruder Budi Mulia, dan Klinik Pratama.

Dalam khotbahnya Romo Tri menjelaskan bahwa panggilan tidak terdiri dari dua jenis, melainkan tiga. “Paus Fransiskus pernah menegaskan bahwa panggilan tidak hanya menikah dan tidak menikah. Panggilan pertama adalah yang kodrati. Kedua adalah imam, bruder, suster dan kaum religius lainnya. Terakhir adalah mereka yang tidak menikah namun juga tidak membiara,” paparnya.

Berkaitan dengan panggilan khusus menjadi biarawan/i Romo Tri mengatakan bahwa perbedaan antara bruder dan pastor adalah tahbisan. “Saya pikir kaul yang dijalankan oleh para biarawan/i sama dalamnya dengan imam, bahkah lebih mendalam. Sehingga perbedaannya hanya pada tahbisan saja. Tidak ada yang lebih rendah atau lebih unggul,” katanya.

Terkhusus untuk para bruder, lanjut Romo Tri, mereka adalah orang-orang yang tidak sering tampil, low profile, tapi kerjanya nyata. “Mereka kerjanya konkret, seperti yang anda lihat hari ini, mereka berkarya dalam bidang pendidikan dan kesehatan dan tetap eksis hingga saat ini,” imbuhnya.

Menutup kotbahnya Romo Tri menekankan bahwa melayanin bukanlah ‘take and give’ karena itu hanya sekadar keadilan. Mengikuti Kristus jelas menderita, memanggul salib, rugi, dan berat dan manusia tidak boleh bersungut-sungut dalam pelayanan.

Ketua panitia pemberkatan dan penanggung jawab Klinik Pratama Melania Bruderan dr. Scholastica berharap agar melalui gedung yang baru pelayanan klinik dapat lebih baik lagi. “Semoga gedung yang baru ini dapat membuat pelayanan Klinik Pratama lebih optimal sehingga dapat melayani lebih banyak masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Propinsial Bruder Budi Mulia Indonesia Br. Yanuarius berpesan agar kerja sama yang terbangun selama ini antara Budi Mulia, Paroki Katedral, Seminari Stella Maris, dan Keuskupan Bogor dapat terus meningkat.

Pengobatan Gratis Bentuk Rasa Syukur

Sebelumnya, untuk menyemarakan peresmian dan pemberkataan ini Klinik Pratama melania menggelar bakti sosial dalam bentuk pengobatan gratis, Minggu (23/7).

Baksos ini memiliki target 200 orang warga kurang mampu di Kecamatan Bogor Tengah dan lingkungan sekitar melania. Bruder Polikarpus selaku Perwakilan Yayasan Klinik Pratama Melania mengatakan bahwa Klinik Pratama Melania Bruderan dapat bertahan hingga kini tidak terlepas dari peran masyarakat sendiri. “Melania dapat eksis hingga kini adalah berkat kerja sama yang baik antara masyarakat yang mau terbuka untuk berobat dan klinik yang mau melayani masyarakat. Kami berharap sinergi antara masyarakat dan klinik dapat terus terjalin,”tuturnya.

(John)

Leave a Reply

Top