Anda di sini
Beranda > Nusantara > Enam Bulan Jadi Wali Kota, Bima Arya Mengaku Tekor

Enam Bulan Jadi Wali Kota, Bima Arya Mengaku Tekor

Loading

[BOGOR] Ini kisah curhatan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto pada acara Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November yang berlangsung di Pelataran Balai Kota Bogor. Dalam acara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas iman, tokoh masyarakat, pengurus Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Bogor, Aktivis Mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Wali Kota Bogor, Bima Arya mencurahkan isi hatinya. “Enam bulan saya menghuni gedung ini (Balai Kota, red), enam bulan saya dan Pak Usmar Hariman (Wakil Wali Kota) berupaya memperbaiki Kota Bogor. Banyak masalah yang belum teratasi seperti kemacetan, transportasi, sampah dan lainnya. Meski demikian kami berkomitmen untuk bekerja keras menuntaskan masalah-masalah tersebut,” kata Wali Kota yang dilantik pada April 2014 lalu itu.

Bima juga melontarkan bahwa jadi Wali Kota itu tidak sepenuhnya enak. “Siapa bilang jadi Wali Kota itu enak. Saya jadi Wali Kota itu semata-mata karena menjalankan amanah dari warga Kota Bogor. Jadi Wali Kota itu sebenarnya tekor. Mengapa saya katakan tekor? Ya, sejak jadi Wali Kota saya tekor waktu untuk keluarga karena harus mengurusi Kota Bogor. Jadi Wali Kota juga tekor penghasilan (Bima sebelumnya menjabat sebagai Komisaris di Carta Politica, dan dosen di Universitas Paramadina, Jakarta). Selain tekor waktu dan penghasilan, teman juga berkurang. Sekarang teman-teman jadi lebih khusus, tidak seperti dulu lagi,” ungkapnya.

Di hadapan hadirin, Bima juga mengungkapkan andaikata 9.000 pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Bogor mau melayani masyarakat dan bekerja dengan sungguh-sungguh maka Bogor akan jadi kota yang paling sejahtera. “Andaikan 9.000 PNS di Kota Bogor mau bekerja dengan sungguh-sungguh mau melayani masyarakat dan ikhlas bekerja, maka insya Alloh warga Bogor akan sejahtera,” katanya.

Menurut Bima, kehadiran tokoh para agama dan tokoh masyarakat serta undangan yang hadir saat itu memberikan warna kerukunan dan perdamaian di Kota Bogor. “Saya memberi apresiasi pada bapak ibu dan saudara-saudara yang hadir saat ini. Saya percaya mereka yang hadir saat ini adalah orang-orang yang ikhlas, meski hujan turun, meski tak ada makanan dan tak ada ampau tapi saudara-saudara mau hadir di tempat ini,” ujar Bima.

Acara refleksi Hari Pahlawan diselingi dengan persembahan seni barongsai, seni marawis dan paduan suara dari Paroki Sukasari. Hari dalam acara tersebut Pemuka Agama diantaranya Romo Mikael Endro Susanto (Katolik), Bante Badra Jotika (Budha), KH Endang Sukmana (Islam), Pendeta Darwin Darmawan (Kristen), dan Andri Harsono (Kong Hu Cu).

(Jam)

Leave a Reply

Top