Seorang Ibu berumur mendekati 50 tahun merasa sukacita , sekalipun penyakit kanker sudah menjalar ke paru-paru, sedang pada awanya ibu ini belum memberikan waktu untuk Tuhan, melainkan hanya fokus pada usaha bisnis yang sangat maju pesat. Menjadi suatu fenomen, saat ibu, menghadap seorang Pastor untuk konseling, dan mendapatkan resep untuk penyerahan diri serta pertobatan, dan saat ini walau fisik sakit tetapi ada kelegaan serta sukacita. Ternyaa kuncinya adalah sabar menunggu jawaban dari Tuhan, sehingga makin sabar makin sadar akan keilahian Allah, , bersemangat dalam pengharapan bahwa memang indah pada waktunya
Faktor kesabaran menerima situasi apapun memberikan kedamaian bagi ibu tersebut
Air jadi Anggur
Bila kita sempatkan diri untuk menelaaah perikop Perkawinan di Kana (Yoh 2: 1-11), ada peristiwa perubahan air menjadi anggur memberikan inspirasi keadaan tidak nyaman, diubah oleh Yesus menjadi hal yang penuh sukacita. Bahwa sebagai naluri wanita, ibu Yesus memberi tahu padaNYA bahwa ada kehabisan anggur. Yesus menjawab: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Namun ibu Yesus mempunyai sikap dan respon yang sangat bijaksana, tanpa memberikan perkataan apapun kepada Putra-NYA, ia memberikan intruksi agar para pelayan mematuhi segala apa yang diinginkan olehNYA.
Jawaban Tuhan
Ternyata jawaban Yesus kepada ibuNYA adalah sangat tidak menyenangkan, tidak langsung mengatakan “OK” atau “siap laksanakan”, melainkan suatu penantiaan dan tidak instant. Ini merupakan suatu pekerjaan Allah bahwa waktuNYA adalah tidak sama dengan waktu manusia. Yesus pun sebagai Putra yang tunggal tetap mengikuti “SOP (Standard Operating Prosedur)” yang sudah diberikan oleh BapaNYA, alias tidak lancang untuk langsung memutuskan sendiri apa yang menjadi keinginannya. Disitulah ibu Yesus sangat faham, dan konon pada telaah Injil Yohanes, Bunda yang biasa kenal dengan Bunda Kerahiman mempunyai kepercayaan sedemikian mendalam kepada PutraNYA.
Bersabarlah
Intipesan yang kita dapatkan dari hal di atas adalah ada tuntutan kita, kudu bersabar manakala mengharapkan dalam doa kepada Allah. Bahwa waktu dan dimensi Allah adalah berbeda dengan kita, bahwa jawaban Yesus kepada ibuNYA “…Saat-Ku belum tiba.” memberikan tuntunan kepada kita untuk makin menyadari apa yang sudah kita lakukan, dan selanjutnya hendaklah kita berpasrah diri kepadaNYA, sembari melakukan upaya berdamai dengan diri sendiri. Kesabaran seorang ibu yang divonis kanker stadium tinggi di atas, tetap memberikan keyakinan bahwa Tuhan senantiasa mendampingi. Dengan demikian, kesabaran memberikan kekuatan membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Seperti hal nya kisah kesaksian ibu di atas menunjukkan sebagai pemimpin di perusahaannya, sebagai SDM berkualiatas karena mampu belajar dan bertumbuh pada pribadi yang dewasa serta sabar dalam menunggu jawaban Allah. Maka kitapun berpeluang belajar pada kasus ini untuk sabar menunggu jawaban dariNYA. Amin
(Michael Indra W.)